Rabu, 21 Juli 2010

Seputar piala dunia 2010 & pernak-pernik piala Dunia

Manchester City Rekrut David Silva & Yaya Toure

Manchester City secara resmi merekrut pemain bintang asal Spanyol yang bermain di Valencia, David Silva, serta pemain Barcelona asal Pantai Gading, Yaya Toure. Dengan dua pemain tersebut skuad dari pelatih M. City Roberto Mancini bakal bertambah kuat, keduanya akan bergabung dengan bintang lainnya seperti Tevez, Adebayor serta Vieira.. :D


David Silva Gabung ke Manchester City

Baik Silva maupun Toure akan dikontrak selama lima tahun. Yaya akan bergabung dengan sang kakak, Kolo Toure, yang sudah lebih dulu bermain bersama City setelah sebelumnya membela Arsenal. Manchester City menargetkan untuk dapat menempati posisi empat besar di Liga Inggris musim depan sehingga berkesempatan tampil di Liga Champions..


Trofi Piala Dunia Sewaktu Di Jakarta

Gambar-gambar sewaktu trofi piala dunia mampir di Jakarta pada bulan Januari 2010 lalu. Trofi piala dunia tersebut dipamerkan di Jakarta Convention Center dan sempat tinggal selama tiga hari sebelum bertolak dari Jakarta. Berikut ini foto-fotonya..

Luna Maya Pembawa Acara Acara Sesi Foto
Trofi Piala Dunia

Seputar piala dunia 2010

Webb Masih Stress

Cukup sudah kritik kepada Howard Webb. Dia sudah terbebani oleh proteksi FIFA dan tekanan atmosfir Piala Dunia yang begitu tinggi.

Kepemimpinan Webb pada Final Piala Dunia 2010 memang terus dipergunjingkan. Tapi si­kap penggila bola yang kerap me­­nyudutkan wasit saat pihak­nya dikalahkan tentu tidak bisa di­tolerir. Diluar masalah profe­sio­nalisme, harus diakui bahwa wa­sit juga manusia dan punya ke­terbatasan. Pendapat ini diakui oleh Gelandang Belanda Nigel De Jong. Menurut dia, korps pe­ng­adil termasuk Webb, di event sebesar Piala Dunia sudah ba­nyak terbebani dan sulit fokus. Apa­lagi Jong menganalisa, wasit tidak bisa leluasa karena terlalu dikekang FIFA.

“Sekarang, tekanan kepada wasit begitu besar. Ada sangat ba­nyak peraturan dari FIFA un­tuk mengatur apa yang seharus­nya dilakukan wasit. Akan lebih mudah bila mereka berkonsen­tra­si kepada peraturan dasar (se­pak bola) dan perwasitan,” ujar De Jong.

Sebelum final antara Belanda dan Spanyol digelar, FIFA me­mang mewanti-wanti Howard Webb untuk mengambil keputu­san dengan bijaksana dan tegas. Pesan itu merupakan tekanan ka­rena pada dasarnya Webb pasti sudah memahami pekerjaannya.

Belakangan, pesan FIFA ter­bukti tak membantu pekerjaan Webb. Dia tetap mengambil se­jumlah keputusan kontroverial dan mendapat kecaman.

“Ini terjadi karena meski mengetahui pekerjaannya, Webb manusia yang tak selalu berada dalam kondisi 100 persen atau ber­ada di posisi yang membuat­nya bisa selalu melihat peristiwa secara jelas,” imbuh De Jong.

De Jong menjelaskan, banyak­nya peraturan untuk wasit seakan menjadi legitimasi bagi pemain menanggalkan sportivitas dan nilai moral lainnya dan fokus ha­nya pada usaha mengejar keme­nangan karena merasa semua tanggung jawab akan proses dan kualitas permainan berada di ta­ngan wasit. Menurutnya, se­mua orang yang ada di lapangan tahu status dan peran mereka masing-masing dan dengan begitu FIFA tak perlu lagi menambahinya.

“Mungkin aku sedikit kuno, tetapi ketika Anda melihat bagai­mana sepak bola zaman dulu, ada banyak pelanggaran buruk dan tak seorangpun meniup peluit.

(Pelanggaran) adalah bagian permainan. Sekarang, FIFA mun­­­cul dengan peraturan-per­atu­­­ran itu dan permainan tak lagi me­narik bagi pemain. Biarkan sepak bola tetap menjadi sepak bola,” paparnya.

Menyikapi kritik yang diala­mat­kan kepadanya, Webb tidak mau berkomentar banyak. Wasit yang dulunya seorang Polisi itu hanya menjelaskan, laga yang berlangsung hingga 120 menit itu merupakan saat-saat tersulit sepanjang karirnya.

“Minggu malam (waktu Afri­ka Selatan) merupakan dua jam tersulit sepanjang karir saya,” ce­tus Webb dilansir oleh Daily Mail.

“Saya benar-benar lelah, seca­ra fisik maupun emosional. Un­tungnya, FIFA begitu mendu­kung saya. Bukan hanya menge­nai laga final, tapi performa ke­seluruhan kami (bersama asisten wasit Mike Mullarkey & Darren Cann - red) selama turnamen,” imbuhnya.

Webb tercatat mengeluarkan 9 kartu kuning kepada skuad Bert van Marwijk dan 5 kepada Iker Casillas Cs. Wasit 39 tahun juga mengusir John Heitinga setelah menerima kartu kuning kedua akibat pelanggaran terhadap An­dres Iniesta. Pasukan Oranje meng­kritik kepemimpinan Webb dan menuduhnya terlalu berpi­hak kepada Spanyol. Tanda ta­nya pun diarahkan kepada Webb yang tidak mengeluarkan kartu merah kepada Nigel De Jong atas tendangan kung fu nya ke dada Xabi Alonso.



Sepp Blatter Kutuk Teror Bom Uganda

Presiden FIFA Sepp Blatter mengutuk pemboman di Uganda yang menewaskan 70 orang yang sedang menonton pertandi­ngan final Piala Dunia. Blatter juga bermimpi agar sepak bola menjadi suatu kekuatan untuk kebaikan di seluruh dunia.

“Anda tidak dapat menghen­tikan serangan, kejahatan dunia, bahkan pada saat kita berpikir bahwa selama Piala Dunia, dunia mestinya telah berhenti dari ke­kisruhan berlatar emosi,” kata orang nomor satu badan sepak bola dunia itu, kemarin.

Pemerintah Uganda menya­­lahkan kaum Islamis Somalia atas dua serangan di Kampala yang membunuh para pengge­mar sepak bola yang sedang non­ton pertandingan final Piala Du­nia Minggu malam. Dalam per­tandingan tersebut Spanyol me­ng­alahkan Belanda 1-0 di per­pan­jangan waktu.

Atas pertanyaan apakah sera­ngan itu merusak kebahagiaan Afrika atas keberhasilan turna­men tersebut, Blatter menga­ta­kan, “Saya sangat sedih dan saya benar, benar sangat tersentuh saat pagi ini saya mendengar tentang berita ini.”

Tetapi ia menambahkan, “Da­patkah Anda mengaitkannya dengan Piala Dunia saya tidak tahu. Secara alami itu adalah sua­tu momen ketika Piala Dunia di­tayangkan di televisi, tetapi apa­kah ini sesuatu yang ada kai­tannya dengan sepak bola atau ti­dak? Ini bukan urusan kami un­tuk menyelidikinya.”

Blatter menegaskan, tindak kekerasan tidak bisa menjadi tang­­gung jawab lembaga inter­na­­­sional apapun. “Kami hanya dapat me­nantikan gerakan sepak bola yang baik dapat dihasilkan di dunia kami,” pungkasnya.



Marah Tapi Nggak Depresi


DIEGO MARADONA/IST



Jakarta, RMOL. Argentina mengalami ke­ka­lahan telak oleh Jerman di ba­bak perempat final dengan skor 4-0. Kekalahan memalu­kan tersebut memunculkan ru­mor sang pelatih Diego Mara­dona depresi dan mengguna­kan kem­bali obat-obatan terla­rang sete­lah terakhir kali ber­henti mema­kainya enam tahun lalu.

Namun, dokter pribadi Die­go Maradona membantah se­gala pemberitaan yang menye­butkan pelatih Argentina terse­but mengalami depresi, dan kem­bali menggunakan obat ter­­larang setelah gagal mem­bawa Albiceleste meraih juara di Piala Dunia 2010.

Dr Alfreo Cahe dalam wa­wan­cara radio yang dilansir AP mengatakan, saat ini Maradona baik-baik saja meski masih agak terpukul karena hasil bu­ruk yang didapat di Afsel. Saat ini pemain yang terkenal de­ngan gol Tangan Tuhan terse­but sedang mempertimbang­kan untuk meneruskan jabatan­nya sebagai arsitek Argentina atau tidak.

“Dia sedang terpukul, itu wa­jar. Tapi dia tidak terlalu de­pre­si. Tak seperti yang disebutkan mereka (media), bahwa dia kem­bali ke penyakit lamanya. Sebuah berita yang konyol,” tegas Cahe.

 “Seperti dia (Maradona) bi­lang, itu adalah pertandingan yang aneh. Saya awalnya ber­pikir akan melihat dia dalam kon­disi terburuk, ternyata ti­dak. Saya melihat dia terme­nung. Dia tidak menyesali ke­kalahan itu, tapi marah karena kemenangan tak berpihak ke­pada dirinya,” ungkap Cahe.

Sejak pulang dari Afrika Se­latan, Maradona memang be­lum menampakkan diri lagi ke publik. Maradona mengatakan dirinya mungkin akan mundur dari kursi kepelatihan. Namun, Cahe mengaku tidak mengeta­hui apa pun tentang rencana Maradona.

AFA (Federasi Sepakbola Ar­gentina) sendiri telah me­nya­takan, keputusan untuk te­tap menjadi pelatih atau mun­dur sepenuhnya berada di ta­ngan Maradona. Ia masih me­miliki kontrak hingga 2011 di mana Argentina menjadi tuan rumah Copa America.

Soal masalah ini, Cahe me­ngaku tidak mengetahui apa­pun soal rencana Maradona ke­depannya. “Diego sudah mem­berikan kami kesenangan. Dia sedang berpikir tentang masa depannya di sepakbola,” pung­kas Cahe.

Seputar piala dunia 2010

Becks Ogah Latih Inggris

Di mata Beckham, Fabio Capello bukanlah penyebab bencana Inggris di Piala Dunia 2010. Bekas Kapten The Three Lions itu menyatakan para pemain yang seharusnya bertanggungjawab.

Perjalanan skuad Union Jack di Afrika Selatan memang disebut terburuk sepanjang sejarah keterlibatan mereka di ajang Piala Dunia. Hanya memetik satu kemenangan di fase penyisihan grup dan tersingkir memalukan di babak 16 besar setelah dibungkam Jerman 4-1. Prestasi sangat minor itu dihiasi krisis internal di kamar ganti dan parahnya Don Fabio-lah yang menjadi sasaran pusat kritikan.

Melihat realita yang ada, Beckham bersikeras membela Capello. Dia bilang, para pemainlah yang harus disalahkan atas penampilan buruk Inggris.

“Tanpa ada keraguan itu adalah keputusan tepat bagi Capello untuk tetap bertahan di Inggris. Ketika pemain memasuki lapangan maka itu menjadi tanggung jawab pemain untuk tampil baik. Mereka semua menyadari kalau mereka tidak bermain dan tampil cukup bagus. Itulah kenapa kami tidak bisa melangkah lebih jauh di kompetisi kemarin,” beber suami Victoria Adams itu panjang lebar dilansir BBC.

Ditegaskannya, nasib Inggris semuanya ditentukan oleh pemain, cukupnya persiapan dan segala sesuatu yang dilakukan manajer dan jajaran staf. Hal itu dipandang Beckham sudah dilakukan sempurna oleh Capello.

“Di belakang layar saat pelatihan kami sangat sempurna. Kami hanya tidak tampil baik saat pertandingan.”

Lantas, apakah masa depan Three Lions akan suram? Dia hanya meyakini kalau beberapa pemain muda akan tampil pada kualifikasi Piala Eropa. Beckham juga berharap cedera pergelangan kaki yang membebatnya segera pulih sehingga dirinya bisa merumput.

“Tidak perlu ada perombakan dan kebutuhan untuk perubahan besar di dalam tim. Saya belum siap untuk mundur. Tapi, jika saya tidak terpilih lagi, maka saya akan bangga dengan rekor saya, 100 kali menjadi pemain utama dalam 115 penampilan. Tapi saya tetap yakin akan mendapat bagian untuk bermain,” tegas Beckham.

Ogah Melatih

Meski menyatakan keinginan tetap bermain untuk Inggris di Piala Eropa 2012, Beckham mengaku tak tertarik melatih Inggris. Becks ikut dibawa Capello sebagai anggota tak resmi Inggris di Afsel setelah mengalami cedera yang membuatnya tidak bisa bermain.

Kedatangannya di Afsel sekaligus menjalankan perannya sebagai duta Inggris dalam kampanye perebutan tuan rumah Piala Dunia 2018. Peran Beckham bersama Inggris di Afsel menimbulkan spekulasi kalau bintang LA Galaxy itu suatu saat akan masuk ke dalam manajemen.

Tapi legenda Manchester United itu mengatakan, dia lebih memilih untuk melatih anak-anak di akademi sepakbola yang didirikannya. “Kursi manajemen bukan sesuatu yang saya inginkan dan bukan hal yang menjadi bahan pemikiran saya juga,” kata Beckham.

“Saya senang melatih anak-anak, semua orang mengetahuinya, tetapi menjadi seorang manajer... tidak. Saya punya keinginan lain yang ingin saya capai sebelum yang lainnya. Sekali lagi, ketika saya berhenti bermain, saya tetap ingin terlibat dalam sepakbola dalam beragam cara tapi saya kira bukan menjadi seorang manajer,” pungkasnya.



Donadoni Bakar Semangat La Nazionale

Kegagalan Italia di Piala Dunia membuat mereka terlem­par dari urutan 10 besar daftar peringkat FIFA. Meski demiki­an, Gli Azzurri diyakini akan mampu bangkit dan membaik di era yang baru.

Italia mencetak sejarah buruk di Piala Dunia 2010 dengan dua hasil seri dan satu kali kalah di tiga pertandingan fase grup. Me­reka tidak lolos ke putaran ke­dua, dan itu terjadi dalam status mereka sebagai juara bertahan.

“Ini adalah sebuah kegagalan yang membuat semua orang ma­rah,” cetus bekas pemain dan pe­latih timnas Italia, Roberto Do­nadoni, seperti dilansir Football Italia.

“Bagaimanapun juga kita ha­rus melihat masa depan, untuk mem­percayai sesuatu yang baik dan penting dapat dibangun,” sam­bungnya.

Pasca tersingkir cepat di Afri­ka Selatan, komando kepelatihan segera dioper dari Marcello Lip­pi ke Cesare Prandelli. Nama ter­akhir diyakini Donadoni bisa mem­beri sesuatu yang baru Ita­lia, yang saat ini cuma ada di po­sisi ke-11 peringkat FIFA.

“Sekarang ada Prandelli, pela­tih luar biasa, yang akan mela­kukan sesuatu yang diperlukan,” lanjut Donadoni yang juga per­nah melatih timnas Italia usai Pia­la Dunia 2006, sebelum dipe­cat setelah timnya kalah adu pe­nal­ti dari Spanyol di perem­pat­final Euro 2008.

Di lain sisi, Prandelli kembali mengutarakan rasa hormat pada suksesornya, Marcello Lippi, yang telah mewariskan tugas un­tuk membina La Nazionale un­tuk beberapa waktu ke depan.

“Rasa hormat saya berikan pada Marcello Lippi karena mem­beri perubahan besar bagi tim nasional dan mentalitas yang kuat pada para pemain,” ujar Prandelli.

“Melatih La Nazionale adalah poin tertinggi dalam karir saya. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih pada Giancarlo Abe­te dan para staf dari FIGC yang telah mempercayakan tang­gung jawab ini pada saya. Me­mang banyak kesulitan, tapi saya ingin mulai dengan rasa opti­mis dan rendah hati,” jelasnya.

Bekas pemain Juventus yang memberi gelar scudetto untuk Si Nyonya Besar pada tahun 1981, 1982, dan 1984 itu mengaku te­lah mengantungi sejumlah nama pemain untuk dimasukkan ke da­lam skuad Italia menjelang kua­lifikasi Euro 2012.

“Saya harap semua pemain yang dipanggil bisa memahami bahwa mereka tidak mewakili di­rinya sendiri, melainkan nega­ra­nya,” ucapnya.



Situs FIFA Banjir Kunjungan

Meski dikritik habis soal ke­pemimpinan wasit, hujan kartu sampai tragedi offside, FIFA te­tap menorehkan catatan manis. Ini tentang situs resmi badan otonomi sepakbola terbesar di dunia itu yang dikunjugi serta diunduh ratusan juta orang dari seluruh dunia.

The Guardian melaporkan, ba­nyaknya orang yang mem­bu­tuhkan informasi mengenai Piala Dunia 2010 berkunjung ke situs resmi FIFA. Alhasil si­tus tersebut mengalami lon­ja­kan dan tercatat 150 juta orang (users) pernah berkunjung se­lama turnamen berlangsung.

Selain itu, halaman FIFA.­com tercatat memiliki 7 miliar pageviews selama turnamen ber­langsung. Itu artinya, situs ter­sebut dikunjungi 410 juta kali setiap harinya dalam 31 hari.

Lonjakan jumlah pengun­jung situs naik tiga kali lipat dibanding 2006 silam. Arus kun­jungan ke situs FIFA men­capai puncak saat laga penyi­sihan antara Inggris melawan Amerika Serikat, di mana ang­ka rata-ratanya adalah satu juta kali dalam satu detik.

Sebagai satu-satunya situs resmi Piala Dunia, FIFA.com me­mang berinovasi agar lebih interaktif dan informatif bagi pengunjung.

Bahkan, untuk pertama ka­linya masyarakat dunia bisa me­­milih sendiri ka­tegori Man of the Match dalam semua laga Piala Dunia.

Menurut lembaga pemantau situs Nielsen, negara yang pa­ling banyak mengakses FIFA.­com adalah Brasil dimana seki­tar 7 persen dari populasi user sebagian besar berasal dari tuan rumah Piala Dunia 2014 terse­but. Sedangkan di urutan kedua populasi terbanyak adalah Ing­gris (6,9 persen), Swiss (6,1 per­sen), Jerman (6 persen) dan Aus­tralia (5,6 persen).

Selain situs resmi, FIFA juga berinteraksi melalui Twitter. Selama Piala Dunia, ID Twitter FIFAcom memiliki 220.000 pengikut (follower).

Seputar piala dunia 2010

Aksi Hernandez Dinanti Ferguson

Sebelum tampil di Piala Du­nia 2010, Javier Hernandez su­dah memastikan hijrah ke Man­chester United. Diluar dugaan, Hernandez tampil cemerlang ber­sama Meksiko dengan men­ce­tak dua gol. Klub asal Man­ches­ter itu pun semakin mantap dengan pilihan mereka itu.

Jika dibandingkan pemain United lain yang juga berlaga di Piala Dunia 2010, performa Javi Hernandez bisa dikatakan yang paling baik karena kontribusinya paling nyata di tim. Bahkan stri­ker andalan Setan Merah, Wayne Rooney pun kontribusinya ke­pada tim Inggris masih kalah jauh dibanding pemain berusia 23 tahun tersebut dengan tak bisa mencetak satu gol pun.

Tak salah jika kemudian sang arsitek MU Alex Ferguson tak sab­ar untuk bisa melihat penam­pilan pemain muda Meksiko itu di Old Trafford.

“Satu pemain yang akan ber­gabung ke sini dengan efek po­sitif, karena ia menjalani mo­men­tum Piala Dunia dengan baik adalah Hernandez. Ia ber­main sangat baik dan menge­jut­kan banyak orang,” kata Fer­guson seperti dikutip The Sun, Jumat (16/7).

“Jadi, ketika kami haus meng­hadapi dengan sejumlah kekece­waan dari pemain seperti Wayne Rooney, Nemanja Vidic dan Pa­tri­ce Evra, saya menilai masih akan ada efek positif dari hadir­nya Javier,” tandasnya.



Hitzfeld Gantung Jas di Tahun 2012


Usai kegagalan di Piala Dunia Afsel, pelatih Swiss Ottmar Hitzfeld rupanya tetap optimis akan timnya. Dia menyatakan akan membawa Schweizer Nati lolos ke Piala Eropa 2012 sebe­lum akhirnya pensiun.

“Masih ada dua tahun lagi bersama Swiss dan saya mena­tap Euro 2012. Setelahnya, saya akan pensiun dari sepak­bola,” ujar Hitzfeld kepada TZ Online.

Meski mengaku kecewa lan­taran gagal mengantarkan Swiss lolos dari babak penyisi­han grup Piala Dunia 2010, Hitz­feld masih mengincar pres­t­asi tinggi di Piala Eropa 2012 yang dige­lar di Polandia-Ukraina.

“Setiap pelatih yang bertugas pada sebuah tim selalu ingin berjuang meraih gelar. Namun, saya takkan menjalin kontrak dengan Jerman atau timnas mana pun dalam waktu dekat,” kata pelatih asal Jerman terse­but. “Saya pernah didekati be­be­rapa tim besar, tapi tawaran itu selalu datang pada saat yang salah,” tambahnya.

Bekas pelatih Borussia Dort­mund dan Bayern Muen­chen tersebut ditunjuk menjadi pela­tih Swiss pada tahun 2008 dan sukses membawa mereka puta­ran final Piala Dunia 2010 lalu. Di Piala Dunia tersebut, Swiss adalah satu-satunya tim yang berhasil mengalahkan juara Eropa dan dunia Spanyol pada Pia­la Dunia lalu. Sayang mere­ka langsung tersingkir di fase grup.

Hitzfeld menghabiskan ham­pir seluruh karir bermainnya di liga Swiss. Setelah gantung se­patu, Hitzfeld menjajal ke­mam­puannya untuk melatih. Ber­bekal pengalaman sukses melatih Zug dan Aarau, Hitz­feld dipercaya melatih klub elit Swiss, Grasshopper Zurich yang selama 1988-1991 mem­per­sembahkan empat tropi. Pada 1991, Hitzfeld kembali ke Jerman dengan melatih Dort­mund dan sukses memberikan dua gelar Bundesliga, satu tropi Liga Champions dan satu Piala Interkontinental.

Bersama Ernst Happel dan Jose Mourinho, dia menjadi salah satu dari tiga pelatih di dunia yang sukses menyabet gelar Liga Champions di dua klub berbeda.


Motsimane Geser Posisi Parreira

Afrika Selatan telah menda­patkan pengganti Carlos Alber­to Parreira. Adalah Pitso Mosi­mane yang ditunjuk sebagai pe­latih baru dan diikat kontrak selama empat tahun.

Pria berusia 45 tahun ini te­lah resmi menggantikan posi­si­n­ya Parriera setelah sempat em­pat tahun menjadi asisten pe­latih asal Brasil ini. Tugas be­rat menanti Mosimane, yak­ni membawa tim Bafana Ba­fana ke Piala Dunia selanjutnya di Brasil 2014.

Pengangkatan Mosimane membuat Asosiasi Sepakbola Afsel (SAFA) menepati janji­nya mengangkat pelatih lokal. Mosi­mane pun merasa tersan­jung atas kepercayaan dirinya untuk me­nangani tim Bafana Bafana.

“Saya merasa istimewa meng­­gantikan Carlos Alberto Parreira. Saya berterima kasih kepada keduanya Asosiasi Se­pakbola dan Parreira yang per­caya pada saya dan saya orang yang tepat mengisi posisi ini,” ungkap Mosimane seperti di­lansir Reuters.

Presiden (SAFA) Kirsten Ne­mantandani mengatakan ke­dua pihak sudah menemukan kata sepakat dan tinggal me­nye­lesaikan masalah admi­nistrasi. “Kami sudah menda­pat rekomendasi dari komite teknis (untuk merekrut Pitso). Sekarang yang harus kami la­kukan adalah menyelesaikan per­masalahan kontrak seperti bo­nus, gaji, dan beberapa hal lain­nya,” kata Nemantandani.

Dia menambahkan, pelun­cu­ran Mosimane sebagai pelatih baru akan dilakukan setelah pe­nan­datanganan kontrak. Ia be­lum memberikan jadwal pas­tinya. “Secepat mungkin kami memperkenalkan Pitso kepada Andasetelah urusan hitam di atas putih selesai,” ujarnya se­raya mengatakan SAFA tidak akan mengintervensi Mosima­ne da­lam melaksanakan tugasnya.

Tugas pertama Mosimane adalah melewati kualifikasi un­tuk lolos ke putaran final Piala Afrika 2012. Laga kualifikasi ini akan dimulai pada Septem­ber nanti dimana saat laga kandang mereka menghadapi Nigeria.

Di bawah kendali Perreira, Afsel gagal menuai ekspektasi publik sebagai tim tuan rumah Piala Dunia 2010 lalu. Mereka harus tersingkir dari penyisihan grup A setelah hanya meraih satu kemenangan, yakni saat melawan tim Ayam Jantan Pran­cis dengan skor 2 – 1.

Seputar piala dunia 2010

Inggris Gagal Rooney Tumbal


WAYNE ROONEY




Jakarta, RMOL. Tim “Tiga Singa” Inggris gagal total di Piala Dunia 2010. Mereka tersingkir secara memalukan setelah ditaklukkan Jerman 1-4 di babak 16 besar. Bekas manajer Liverpool Gerard Houllier mengkambing hitamkan Wayne Rooney.

Houllier menilai striker andalan Manchester United tersebut sama sekali tak mampu mengatasi tekanan dan ekspektasi publik sehingga gagal menampilkan performa terbaiknya di Piala Dunia Afrika Selatan.

“Mungkin penyebab dari Inggris tak bisa tampil bagus di Piala Dunia adalah para pemain bintang yang tidak menunjukkan sesuatu seperti harapan banyak pihak,” jelas Houllier seperti dikutip The Sun.

Rooney memang tampil buruk di Piala Dunia 2010 lalu. Kendati selalu dipasang sebagai starter, dia tidak menyumbang satu gol pun bagi timnya. Hal ini berbanding terbalik saat dia membela klub Setan Merah dimana dirinya sukses menyumbang 34 gol dari semua ajang yang timnya ikuti di musim kompetisi lalu.

“Saya pribadi berpikir mengenai Rooney. Dia adalah pemain yang luar biasa, tapi apakah dia mengalami kelelahan atau tidak berada di performa terbaiknya saya tak tahu. Jika saya Rooney, yang merupakan pemain terbaik versi saya, bisa mencetak sejumlah gol, mungkin hasilnya akan lain,” kata Houllier yang sekarang menjabat sebagai direktur teknik Federasi Sepakbola Prancis.

“Dan jika Anda memban­dingkan tim lain yang memiliki satu atau dua penuntas serangan yang baik, seperti Jerman, Belanda atau Spanyol, mereka biasanya bisa melangkah jauh. Lihat saja Uruguay yang punya Diego Forlan,” paparnya lagi.

Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia kedua bagi Rooney. Empat tahun lalu, striker bertubuh gempal tersebut juga gagal total di Jerman. Dari lima pertandingan, tak sekali pun Rooney mampu membobol gawang lawan. Total, Rooney telah membela “The Three Lions” dalam 64 pertandingan dengan torehan 25 gol. 


Kontrak Saadane Diperpanjang


RAABAH SAADANE



Jakarta, RMOL. Usai kegagalan di Piala Dunia 2010, pelatih Raabah Saadane rupanya masih dipercaya untuk melatih Aljazair. Federasi Se­pak­bola Aljazair sepakat untuk mem­perpanjang kontrak Saa­dane sampai dua tahun ke depan.

Tak hanya Saadane, dua asis­tennya, Djelloul Zohir dan Ha­cene Belahdji, juga mendapat perpanjangan kontrak yang ma­na durasinya hingga berak­hir­nya Piala Afrika 2012. Na­mun untuk jajaran manajemen atas, federasi sepakbola Alja­zair akan melakukan sejumlah perubahan dengan mencari ma­najer tim yang baru, juga ma­na­jer umum.

Sosok Saadane memang tak bisa dilepaskan dari dunia Se­pakbola Aljazair. Setelah sem­pat empat kali menangani tim nasional Aljazair, dia kembali di­percaya menjadi pembesut ne­gara bekas jajahan Prancis itu di Piala Dunia 2010 yang di­gelar di Afsel lalu.

Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia kedua bagi Saa­da­ne setelah pernah mengantar skuad Rubah Gurun di putaran final Piala Dunia 1986. Namun mereka tersingkir di fase grup setelah tidak pernah menang sama sekali dan hanya menge­mas satu poin. Prestasi terbaik mereka adalah menahan seri Inggris 0-0.

Saadane, yang juga pernah mengasuh timnas Yaman, men­jabat pelatih Aljazair meng­gan­tikan pelatih sebelumnya Jean Michel Cavali. Asosiasi Sepak­bola Aljazair memberhentikan pria asal Prancis itu diberhen­tikan dari jabatannya lantaran ga­gal lolos kualifikasi Piala Af­rika 2008 di Ghana.

Saadane sebelumnya sudah empat kali melatih Les Fen­necs, julukan Aljazair, di tahun 1981-1982, 1985-1986, 1999 dan 2003-2004. Bekas pelatih klub lokal Raja Casablanca, Etoile Sportive du Sahel dan ES Setif ini sebelumnya sukses mengantar Aljazair lolos ke Pia­la Dunia 1986.

Di putaran final Meksiko 1986, negara tempat kelahiran Zinedine Zidane ini hanya bisa mengemas satu poin dari tiga pertandingan Grup D. Saat itu Aljazair menahan imbang Ir­landia Utara 1-1 di Guada­lajara lewat gol tendangan bebas Dja­mel Zidane.

Sebelum bermain untuk Ren­nes, saat masih aktif ber­ma­in Saadane pernah mem­­perkuat sejumlah tim lo­kal seperti MSP Batna, MO Cons­tantine, JS El Biar dan USM Blida. 


Presiden Brazil Bahas Masalah Samba

Brazil sebagai tim favorit juara harus menerima kenyataan pahit setelah gagal kembali mengukir prestasi di Piala Dunia 2010. Kegagalan tersebut rupa­nya mendapatkan perhatian dari presiden negara tersebut, Luiz Ina­cio Lula da Silva. Lula pun me­mbahas Samba, menyangkut faktor pemain dan pelatih.

Laju Brazil di Piala Dunia Af­sel dihentikan Belanda di per­empat final dengan skor 1-2. Tak hanya kalah, Brazil juga harus menerima kesialan lainnya saat Felipe Melo diganjar kartu me­rah oleh wasit.

Catatan Brazil di babak grup adalah dua kali menang dan se­kali imbang, membukukan lima gol dan kebobolan dua gol.

Presiden Lula menilai bahwa tim asuhan Dunga merupakan Samba yang paling rapuh dan paling lemah. Dikutip dari As­so­ciated Press, presiden Brazil se­jak tahun 2003 itu menilai bah­wa Selecao membutuhkan “pe­main generasi baru”.

Lula berpendapat yang mem­buat tim Brazil yang sekarang lemah adalah banyaknya pemain Brazil yang meninggalkan tanah airnya dan memperkuat klub luar negeri di usia sangat muda. Lula berharap adanya hukum yang mem­batasi usia pemain muda un­tuk bermain di klub luar negeri.

Soal pelatih, Lula menilai ada tiga kandidat yang cocok untuk menggantikan Carlos Dunga yang dicopot pasca kegagalan meraih trofi keenam Piala Dunia.

“Kami memerlukan profesio­nal sejati yang paham bagaimana menjadi pelatih. Luiz Felipe Sco­lari punya kualitas, Wander­ley Luxemburgo lebih dari seka­dar memiliki kompetensi, dan Ma­no Menezes adalah ahli stra­tegi yang ulung dan berhasil mem­bawa Corinthians promosi di musim 2008,” tukasnya seper­ti dilansir dari Xinhua.

Federasi Sepakbola Brazil (CBF) sendiri rencananya akan mengumumkan pelatih anyar bagi juara dunia lima kali itu pa­da akhir bulan ini.

Seputar piala dunia 2010

Asamoah Gyan, Sang “Man of The Match”

Asamoah Gyan, sang “Man of The Match” pada pertandingan perempatfinal antara Uruguay vs Ghana. Pemenangnya adalah Uruguay, tapi para pendukung Uruguay sepertinya bakal tersenyum kalau pemain lawan tersebut yang jadi Man of The Match.. :mrgreen:
90 menit waktu normal sudah berjalan, kedudukan imbang 1-1 sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak extra time. Di menit ke-120, Ghana mendapatkan tendangan pojok, kemelut terjadi di depan gawang Uruguay. Hampir saja terjadi gol kalau tidak ada Luis Suarez, top scorer Uruguay di Piala Dunia 2010 ini. Ia dengan brilian menghalau laju bola dengan tangannya, ternyata tidak hanya jago mencetak gol saja. Suarez juga berbakat jadi kiper. Ghana pun di ambang kemenangan karena wasit menghadiahkan penalti serta mengkartumerahkan Suarez..
Asamoah Gyan kemudian maju sebagai eksekutor penalti. Tendangan penaltinya adalah tendangan terakhir di pertandingan tersebut, kalau masuk maka ia akan mencetak sejarah, membawa Ghana maju ke semifinal piala dunia untuk pertama kalinya. Gyan akhirnya mengeksekusi tendangan tersebut, akhirannya hampir sulit dipercaya. Bola membentur tiang gawang.. :mrgreen:


Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti

Menit terakhir pertandingan, kesempatan bagus sekali seumur hidup, tendangan penalti dan semifinal di depan mata. Asamoah oh Gyan.. Nasibmu kurang beruntung. :D


Diego Forlan Ngebet Empat Tahun Lagi

Faktor usia rupanya tak menghalangi striker andalan Uruguay Diego Forlan untuk tam­pil lagi di Piala Dunia. Forlan mengakui dirinya masih ingin memberikan yang terbaik buat negaranya dengan tampil sekali lagi di Piala Dunia 2014 Brazil.

Di usia 31 tahun, Forlan men­jadi salah satu pemain paling bersinar di Piala Dunia 2010 lalu. Keberhasilannya men­cetak lima gol dan meng­antar Uru­guay mencapai semi­final mem­buatnya diganjar gelar Pemain Terbaik (Golden Ball).

Pengalaman tampil apik di Afrika Selatan rupanya mem­buat Forlan ketagihan. Penye­rang Atletico Madrid itu mera­sa kalau dirnya masih sanggup tam­pil di Piala Dunia ketiganya di Brasil empat tahun mendatang.

Forlan akan menginjak usia 35 pada empat tahun ke depan. Namun rekan Forlan, Sebastian Abreu, pernah mengatakan umur tidak bisa menjadi pem­batas buat seseorang untuk te­rus berkarir. Rupanya pernya­taan rekannya itu telah meng­inspirasi dirinya.

“Saya pikir saya masih ber­peluang tampil di Piala Dunia 2014,” ujar Forlan.

Penyerang Atletico Madrid ini yakin akan mampu mem­bawa La Celleste bisa melaju lebih jauh lagi pada Piala Du­nia mendatang. Namun, me­nu­rutnya, yang terpenting timnya sudah harus dipastikan lolos dulu dari babak kualifikasi zo­na Amerika Selatan.

Usia 35 tahun me­mang su­dah terma­suk uzur, na­mun bu­kan berarti tak da­pat lagi mem­beri kontribusi lagi bagi tim. Con­toh­nya ada­lah penye­rang Meksiko Cuauhtemoc Blanco yang tampil di Piala Dunia Afsel lalu. Ken­dati usianya sudah 37 tahun, namun dirinya ma­sih bisa mencetak gol buat Tricolor.

Sebelum Piala Dunia 2010, Forlan pernah tampil di Piala Dunia 2002 di Korea Selatan/Je­pang. Hanya saja, saat itu lang­kah Uruguay terhenti di fase grup dan Forlan cuma men­cetak satu gol.
Piala Dunia 2010 Afsel

10 Nominasi Pemain Terbaik Piala Dunia 2010

FIFA uda ngumumin 10 pemain yang masuk nominasi untuk jadi pemain terbaik di piala dunia 2010 nih. Salah satu dari sepuluh pemain tersebut akan terpilih menjadi pemain terbaik di turnamen dan mendapat trofi Adidas Golden Ball yang akan diumumkan setelah partai final antara Belanda vs Spanyol nanti. Laga final akan berlangsung Senin dinihari, tanggal 12 Juni 2010 pukul 01.30 WIB.
Adidas Golden Ball
Spanyol mendominasi dengan menempatkan tiga pemainnya sebagai nominasi. Belanda dan Jerman mengikuti dengan dua pemain. Diluar prediksi dari Gurita Paul yang meramal bahwa Spanyol akan keluar sebagai juara, Belanda sebenarnya sedikit lebih diatas dan diunggulkan.
Berikut ini daftar nama 10 pemain yang masuk nominasi tersebut :
  • Diego Forlan (Uruguay)
  • Asamoah Gyan (Ghana)
  • Andres Iniesta (Spanyol)
  • Lionel Messi (Argentina)
  • Mesut Oezil (Jerman)
  • Arjen Robben (Belanda)
  • Bastian Schweinsteiger (Jerman)
  • Wesley Sneijder (Belanda)
  • David Villa (Spanyol)
  • Xavi (Spanyol)

Daftar Wasit di Pertandingan Perempat Final

Berikut ini daftar para wasit yang akan memimpin pertandingan-pertandingan perempat final nanti. Wasit asal Jepang, Yuichi Nishimura, akan memimpin laga Belanda vs Brazil yang berlangsung nanti malam di Mandela Bay/Port Elizabeth. Olegario Benquerenca akan bertugas untuk laga Uruguay vs Ghana.
Dua pertandingan perempatfinal FIFA World Cup 2010 lainnya akan dipimpin oleh Ravshan Irmatov (Argentina vs Jerman) serta Carlos Batres (Paraguay vs Spanyol). Irmatov adalah wasit yang memimpin jalannya pertandingan perdana Piala Dunia 2010 lalu antara Afrika Selatan vs Meksiko. Kedua tim nasional tersebut sudah tersingkir saat ini.. :mrgreen:

WAGS Hadir Untuk Mendukung Inggris

Sejumlah WAGS (women & girlfriends) alias pasangan dari para pemain timnas Inggris tiba di Afrika Selatan untuk mendukung tim Inggris menghadapi Jerman nanti malam. Walaupun sebelumnya Capello telah meminta mereka untuk tidak datang, tapi sikap Capello sepertinya sudah melunak.

Carly Cole Chantelle Tagoe

Para WAGS tersebut mungkin diharapkan bisa memberikan “sesuatu” yang membakar semangat pemain Inggris di pagi hari sebelum mereka bertandingan. :mrgreen: Beberapa yang sudah tiba di Afsel antara lain seperti Christine Bleakley (ceweknya Frank Lampard), Chantelle Tagoe (tunangannya Heskey) serta Carly Cole (istrinya Joe Cole). Sementara itu tunangannya Wayne Rooney, Coleen Rooney, kabarnya juga akan menyusul ke Afrika Selatan.
Capello terkenal akan sikapnya yang tegas. Akan tetapi kali ini ia sepertinya agak berbaik hati. Saat Inggris merayakan kemenangannya atas Slovenia, ia memperbolehkan para pemainnya untuk mengambil alkohol atau bir.. :D