Rabu, 21 Juli 2010

Seputar piala dunia 2010 & pernak-pernik piala Dunia

Manchester City Rekrut David Silva & Yaya Toure

Manchester City secara resmi merekrut pemain bintang asal Spanyol yang bermain di Valencia, David Silva, serta pemain Barcelona asal Pantai Gading, Yaya Toure. Dengan dua pemain tersebut skuad dari pelatih M. City Roberto Mancini bakal bertambah kuat, keduanya akan bergabung dengan bintang lainnya seperti Tevez, Adebayor serta Vieira.. :D


David Silva Gabung ke Manchester City

Baik Silva maupun Toure akan dikontrak selama lima tahun. Yaya akan bergabung dengan sang kakak, Kolo Toure, yang sudah lebih dulu bermain bersama City setelah sebelumnya membela Arsenal. Manchester City menargetkan untuk dapat menempati posisi empat besar di Liga Inggris musim depan sehingga berkesempatan tampil di Liga Champions..


Trofi Piala Dunia Sewaktu Di Jakarta

Gambar-gambar sewaktu trofi piala dunia mampir di Jakarta pada bulan Januari 2010 lalu. Trofi piala dunia tersebut dipamerkan di Jakarta Convention Center dan sempat tinggal selama tiga hari sebelum bertolak dari Jakarta. Berikut ini foto-fotonya..

Luna Maya Pembawa Acara Acara Sesi Foto
Trofi Piala Dunia

Seputar piala dunia 2010

Webb Masih Stress

Cukup sudah kritik kepada Howard Webb. Dia sudah terbebani oleh proteksi FIFA dan tekanan atmosfir Piala Dunia yang begitu tinggi.

Kepemimpinan Webb pada Final Piala Dunia 2010 memang terus dipergunjingkan. Tapi si­kap penggila bola yang kerap me­­nyudutkan wasit saat pihak­nya dikalahkan tentu tidak bisa di­tolerir. Diluar masalah profe­sio­nalisme, harus diakui bahwa wa­sit juga manusia dan punya ke­terbatasan. Pendapat ini diakui oleh Gelandang Belanda Nigel De Jong. Menurut dia, korps pe­ng­adil termasuk Webb, di event sebesar Piala Dunia sudah ba­nyak terbebani dan sulit fokus. Apa­lagi Jong menganalisa, wasit tidak bisa leluasa karena terlalu dikekang FIFA.

“Sekarang, tekanan kepada wasit begitu besar. Ada sangat ba­nyak peraturan dari FIFA un­tuk mengatur apa yang seharus­nya dilakukan wasit. Akan lebih mudah bila mereka berkonsen­tra­si kepada peraturan dasar (se­pak bola) dan perwasitan,” ujar De Jong.

Sebelum final antara Belanda dan Spanyol digelar, FIFA me­mang mewanti-wanti Howard Webb untuk mengambil keputu­san dengan bijaksana dan tegas. Pesan itu merupakan tekanan ka­rena pada dasarnya Webb pasti sudah memahami pekerjaannya.

Belakangan, pesan FIFA ter­bukti tak membantu pekerjaan Webb. Dia tetap mengambil se­jumlah keputusan kontroverial dan mendapat kecaman.

“Ini terjadi karena meski mengetahui pekerjaannya, Webb manusia yang tak selalu berada dalam kondisi 100 persen atau ber­ada di posisi yang membuat­nya bisa selalu melihat peristiwa secara jelas,” imbuh De Jong.

De Jong menjelaskan, banyak­nya peraturan untuk wasit seakan menjadi legitimasi bagi pemain menanggalkan sportivitas dan nilai moral lainnya dan fokus ha­nya pada usaha mengejar keme­nangan karena merasa semua tanggung jawab akan proses dan kualitas permainan berada di ta­ngan wasit. Menurutnya, se­mua orang yang ada di lapangan tahu status dan peran mereka masing-masing dan dengan begitu FIFA tak perlu lagi menambahinya.

“Mungkin aku sedikit kuno, tetapi ketika Anda melihat bagai­mana sepak bola zaman dulu, ada banyak pelanggaran buruk dan tak seorangpun meniup peluit.

(Pelanggaran) adalah bagian permainan. Sekarang, FIFA mun­­­cul dengan peraturan-per­atu­­­ran itu dan permainan tak lagi me­narik bagi pemain. Biarkan sepak bola tetap menjadi sepak bola,” paparnya.

Menyikapi kritik yang diala­mat­kan kepadanya, Webb tidak mau berkomentar banyak. Wasit yang dulunya seorang Polisi itu hanya menjelaskan, laga yang berlangsung hingga 120 menit itu merupakan saat-saat tersulit sepanjang karirnya.

“Minggu malam (waktu Afri­ka Selatan) merupakan dua jam tersulit sepanjang karir saya,” ce­tus Webb dilansir oleh Daily Mail.

“Saya benar-benar lelah, seca­ra fisik maupun emosional. Un­tungnya, FIFA begitu mendu­kung saya. Bukan hanya menge­nai laga final, tapi performa ke­seluruhan kami (bersama asisten wasit Mike Mullarkey & Darren Cann - red) selama turnamen,” imbuhnya.

Webb tercatat mengeluarkan 9 kartu kuning kepada skuad Bert van Marwijk dan 5 kepada Iker Casillas Cs. Wasit 39 tahun juga mengusir John Heitinga setelah menerima kartu kuning kedua akibat pelanggaran terhadap An­dres Iniesta. Pasukan Oranje meng­kritik kepemimpinan Webb dan menuduhnya terlalu berpi­hak kepada Spanyol. Tanda ta­nya pun diarahkan kepada Webb yang tidak mengeluarkan kartu merah kepada Nigel De Jong atas tendangan kung fu nya ke dada Xabi Alonso.



Sepp Blatter Kutuk Teror Bom Uganda

Presiden FIFA Sepp Blatter mengutuk pemboman di Uganda yang menewaskan 70 orang yang sedang menonton pertandi­ngan final Piala Dunia. Blatter juga bermimpi agar sepak bola menjadi suatu kekuatan untuk kebaikan di seluruh dunia.

“Anda tidak dapat menghen­tikan serangan, kejahatan dunia, bahkan pada saat kita berpikir bahwa selama Piala Dunia, dunia mestinya telah berhenti dari ke­kisruhan berlatar emosi,” kata orang nomor satu badan sepak bola dunia itu, kemarin.

Pemerintah Uganda menya­­lahkan kaum Islamis Somalia atas dua serangan di Kampala yang membunuh para pengge­mar sepak bola yang sedang non­ton pertandingan final Piala Du­nia Minggu malam. Dalam per­tandingan tersebut Spanyol me­ng­alahkan Belanda 1-0 di per­pan­jangan waktu.

Atas pertanyaan apakah sera­ngan itu merusak kebahagiaan Afrika atas keberhasilan turna­men tersebut, Blatter menga­ta­kan, “Saya sangat sedih dan saya benar, benar sangat tersentuh saat pagi ini saya mendengar tentang berita ini.”

Tetapi ia menambahkan, “Da­patkah Anda mengaitkannya dengan Piala Dunia saya tidak tahu. Secara alami itu adalah sua­tu momen ketika Piala Dunia di­tayangkan di televisi, tetapi apa­kah ini sesuatu yang ada kai­tannya dengan sepak bola atau ti­dak? Ini bukan urusan kami un­tuk menyelidikinya.”

Blatter menegaskan, tindak kekerasan tidak bisa menjadi tang­­gung jawab lembaga inter­na­­­sional apapun. “Kami hanya dapat me­nantikan gerakan sepak bola yang baik dapat dihasilkan di dunia kami,” pungkasnya.



Marah Tapi Nggak Depresi


DIEGO MARADONA/IST



Jakarta, RMOL. Argentina mengalami ke­ka­lahan telak oleh Jerman di ba­bak perempat final dengan skor 4-0. Kekalahan memalu­kan tersebut memunculkan ru­mor sang pelatih Diego Mara­dona depresi dan mengguna­kan kem­bali obat-obatan terla­rang sete­lah terakhir kali ber­henti mema­kainya enam tahun lalu.

Namun, dokter pribadi Die­go Maradona membantah se­gala pemberitaan yang menye­butkan pelatih Argentina terse­but mengalami depresi, dan kem­bali menggunakan obat ter­­larang setelah gagal mem­bawa Albiceleste meraih juara di Piala Dunia 2010.

Dr Alfreo Cahe dalam wa­wan­cara radio yang dilansir AP mengatakan, saat ini Maradona baik-baik saja meski masih agak terpukul karena hasil bu­ruk yang didapat di Afsel. Saat ini pemain yang terkenal de­ngan gol Tangan Tuhan terse­but sedang mempertimbang­kan untuk meneruskan jabatan­nya sebagai arsitek Argentina atau tidak.

“Dia sedang terpukul, itu wa­jar. Tapi dia tidak terlalu de­pre­si. Tak seperti yang disebutkan mereka (media), bahwa dia kem­bali ke penyakit lamanya. Sebuah berita yang konyol,” tegas Cahe.

 “Seperti dia (Maradona) bi­lang, itu adalah pertandingan yang aneh. Saya awalnya ber­pikir akan melihat dia dalam kon­disi terburuk, ternyata ti­dak. Saya melihat dia terme­nung. Dia tidak menyesali ke­kalahan itu, tapi marah karena kemenangan tak berpihak ke­pada dirinya,” ungkap Cahe.

Sejak pulang dari Afrika Se­latan, Maradona memang be­lum menampakkan diri lagi ke publik. Maradona mengatakan dirinya mungkin akan mundur dari kursi kepelatihan. Namun, Cahe mengaku tidak mengeta­hui apa pun tentang rencana Maradona.

AFA (Federasi Sepakbola Ar­gentina) sendiri telah me­nya­takan, keputusan untuk te­tap menjadi pelatih atau mun­dur sepenuhnya berada di ta­ngan Maradona. Ia masih me­miliki kontrak hingga 2011 di mana Argentina menjadi tuan rumah Copa America.

Soal masalah ini, Cahe me­ngaku tidak mengetahui apa­pun soal rencana Maradona ke­depannya. “Diego sudah mem­berikan kami kesenangan. Dia sedang berpikir tentang masa depannya di sepakbola,” pung­kas Cahe.

Seputar piala dunia 2010

Becks Ogah Latih Inggris

Di mata Beckham, Fabio Capello bukanlah penyebab bencana Inggris di Piala Dunia 2010. Bekas Kapten The Three Lions itu menyatakan para pemain yang seharusnya bertanggungjawab.

Perjalanan skuad Union Jack di Afrika Selatan memang disebut terburuk sepanjang sejarah keterlibatan mereka di ajang Piala Dunia. Hanya memetik satu kemenangan di fase penyisihan grup dan tersingkir memalukan di babak 16 besar setelah dibungkam Jerman 4-1. Prestasi sangat minor itu dihiasi krisis internal di kamar ganti dan parahnya Don Fabio-lah yang menjadi sasaran pusat kritikan.

Melihat realita yang ada, Beckham bersikeras membela Capello. Dia bilang, para pemainlah yang harus disalahkan atas penampilan buruk Inggris.

“Tanpa ada keraguan itu adalah keputusan tepat bagi Capello untuk tetap bertahan di Inggris. Ketika pemain memasuki lapangan maka itu menjadi tanggung jawab pemain untuk tampil baik. Mereka semua menyadari kalau mereka tidak bermain dan tampil cukup bagus. Itulah kenapa kami tidak bisa melangkah lebih jauh di kompetisi kemarin,” beber suami Victoria Adams itu panjang lebar dilansir BBC.

Ditegaskannya, nasib Inggris semuanya ditentukan oleh pemain, cukupnya persiapan dan segala sesuatu yang dilakukan manajer dan jajaran staf. Hal itu dipandang Beckham sudah dilakukan sempurna oleh Capello.

“Di belakang layar saat pelatihan kami sangat sempurna. Kami hanya tidak tampil baik saat pertandingan.”

Lantas, apakah masa depan Three Lions akan suram? Dia hanya meyakini kalau beberapa pemain muda akan tampil pada kualifikasi Piala Eropa. Beckham juga berharap cedera pergelangan kaki yang membebatnya segera pulih sehingga dirinya bisa merumput.

“Tidak perlu ada perombakan dan kebutuhan untuk perubahan besar di dalam tim. Saya belum siap untuk mundur. Tapi, jika saya tidak terpilih lagi, maka saya akan bangga dengan rekor saya, 100 kali menjadi pemain utama dalam 115 penampilan. Tapi saya tetap yakin akan mendapat bagian untuk bermain,” tegas Beckham.

Ogah Melatih

Meski menyatakan keinginan tetap bermain untuk Inggris di Piala Eropa 2012, Beckham mengaku tak tertarik melatih Inggris. Becks ikut dibawa Capello sebagai anggota tak resmi Inggris di Afsel setelah mengalami cedera yang membuatnya tidak bisa bermain.

Kedatangannya di Afsel sekaligus menjalankan perannya sebagai duta Inggris dalam kampanye perebutan tuan rumah Piala Dunia 2018. Peran Beckham bersama Inggris di Afsel menimbulkan spekulasi kalau bintang LA Galaxy itu suatu saat akan masuk ke dalam manajemen.

Tapi legenda Manchester United itu mengatakan, dia lebih memilih untuk melatih anak-anak di akademi sepakbola yang didirikannya. “Kursi manajemen bukan sesuatu yang saya inginkan dan bukan hal yang menjadi bahan pemikiran saya juga,” kata Beckham.

“Saya senang melatih anak-anak, semua orang mengetahuinya, tetapi menjadi seorang manajer... tidak. Saya punya keinginan lain yang ingin saya capai sebelum yang lainnya. Sekali lagi, ketika saya berhenti bermain, saya tetap ingin terlibat dalam sepakbola dalam beragam cara tapi saya kira bukan menjadi seorang manajer,” pungkasnya.



Donadoni Bakar Semangat La Nazionale

Kegagalan Italia di Piala Dunia membuat mereka terlem­par dari urutan 10 besar daftar peringkat FIFA. Meski demiki­an, Gli Azzurri diyakini akan mampu bangkit dan membaik di era yang baru.

Italia mencetak sejarah buruk di Piala Dunia 2010 dengan dua hasil seri dan satu kali kalah di tiga pertandingan fase grup. Me­reka tidak lolos ke putaran ke­dua, dan itu terjadi dalam status mereka sebagai juara bertahan.

“Ini adalah sebuah kegagalan yang membuat semua orang ma­rah,” cetus bekas pemain dan pe­latih timnas Italia, Roberto Do­nadoni, seperti dilansir Football Italia.

“Bagaimanapun juga kita ha­rus melihat masa depan, untuk mem­percayai sesuatu yang baik dan penting dapat dibangun,” sam­bungnya.

Pasca tersingkir cepat di Afri­ka Selatan, komando kepelatihan segera dioper dari Marcello Lip­pi ke Cesare Prandelli. Nama ter­akhir diyakini Donadoni bisa mem­beri sesuatu yang baru Ita­lia, yang saat ini cuma ada di po­sisi ke-11 peringkat FIFA.

“Sekarang ada Prandelli, pela­tih luar biasa, yang akan mela­kukan sesuatu yang diperlukan,” lanjut Donadoni yang juga per­nah melatih timnas Italia usai Pia­la Dunia 2006, sebelum dipe­cat setelah timnya kalah adu pe­nal­ti dari Spanyol di perem­pat­final Euro 2008.

Di lain sisi, Prandelli kembali mengutarakan rasa hormat pada suksesornya, Marcello Lippi, yang telah mewariskan tugas un­tuk membina La Nazionale un­tuk beberapa waktu ke depan.

“Rasa hormat saya berikan pada Marcello Lippi karena mem­beri perubahan besar bagi tim nasional dan mentalitas yang kuat pada para pemain,” ujar Prandelli.

“Melatih La Nazionale adalah poin tertinggi dalam karir saya. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih pada Giancarlo Abe­te dan para staf dari FIGC yang telah mempercayakan tang­gung jawab ini pada saya. Me­mang banyak kesulitan, tapi saya ingin mulai dengan rasa opti­mis dan rendah hati,” jelasnya.

Bekas pemain Juventus yang memberi gelar scudetto untuk Si Nyonya Besar pada tahun 1981, 1982, dan 1984 itu mengaku te­lah mengantungi sejumlah nama pemain untuk dimasukkan ke da­lam skuad Italia menjelang kua­lifikasi Euro 2012.

“Saya harap semua pemain yang dipanggil bisa memahami bahwa mereka tidak mewakili di­rinya sendiri, melainkan nega­ra­nya,” ucapnya.



Situs FIFA Banjir Kunjungan

Meski dikritik habis soal ke­pemimpinan wasit, hujan kartu sampai tragedi offside, FIFA te­tap menorehkan catatan manis. Ini tentang situs resmi badan otonomi sepakbola terbesar di dunia itu yang dikunjugi serta diunduh ratusan juta orang dari seluruh dunia.

The Guardian melaporkan, ba­nyaknya orang yang mem­bu­tuhkan informasi mengenai Piala Dunia 2010 berkunjung ke situs resmi FIFA. Alhasil si­tus tersebut mengalami lon­ja­kan dan tercatat 150 juta orang (users) pernah berkunjung se­lama turnamen berlangsung.

Selain itu, halaman FIFA.­com tercatat memiliki 7 miliar pageviews selama turnamen ber­langsung. Itu artinya, situs ter­sebut dikunjungi 410 juta kali setiap harinya dalam 31 hari.

Lonjakan jumlah pengun­jung situs naik tiga kali lipat dibanding 2006 silam. Arus kun­jungan ke situs FIFA men­capai puncak saat laga penyi­sihan antara Inggris melawan Amerika Serikat, di mana ang­ka rata-ratanya adalah satu juta kali dalam satu detik.

Sebagai satu-satunya situs resmi Piala Dunia, FIFA.com me­mang berinovasi agar lebih interaktif dan informatif bagi pengunjung.

Bahkan, untuk pertama ka­linya masyarakat dunia bisa me­­milih sendiri ka­tegori Man of the Match dalam semua laga Piala Dunia.

Menurut lembaga pemantau situs Nielsen, negara yang pa­ling banyak mengakses FIFA.­com adalah Brasil dimana seki­tar 7 persen dari populasi user sebagian besar berasal dari tuan rumah Piala Dunia 2014 terse­but. Sedangkan di urutan kedua populasi terbanyak adalah Ing­gris (6,9 persen), Swiss (6,1 per­sen), Jerman (6 persen) dan Aus­tralia (5,6 persen).

Selain situs resmi, FIFA juga berinteraksi melalui Twitter. Selama Piala Dunia, ID Twitter FIFAcom memiliki 220.000 pengikut (follower).

Seputar piala dunia 2010

Aksi Hernandez Dinanti Ferguson

Sebelum tampil di Piala Du­nia 2010, Javier Hernandez su­dah memastikan hijrah ke Man­chester United. Diluar dugaan, Hernandez tampil cemerlang ber­sama Meksiko dengan men­ce­tak dua gol. Klub asal Man­ches­ter itu pun semakin mantap dengan pilihan mereka itu.

Jika dibandingkan pemain United lain yang juga berlaga di Piala Dunia 2010, performa Javi Hernandez bisa dikatakan yang paling baik karena kontribusinya paling nyata di tim. Bahkan stri­ker andalan Setan Merah, Wayne Rooney pun kontribusinya ke­pada tim Inggris masih kalah jauh dibanding pemain berusia 23 tahun tersebut dengan tak bisa mencetak satu gol pun.

Tak salah jika kemudian sang arsitek MU Alex Ferguson tak sab­ar untuk bisa melihat penam­pilan pemain muda Meksiko itu di Old Trafford.

“Satu pemain yang akan ber­gabung ke sini dengan efek po­sitif, karena ia menjalani mo­men­tum Piala Dunia dengan baik adalah Hernandez. Ia ber­main sangat baik dan menge­jut­kan banyak orang,” kata Fer­guson seperti dikutip The Sun, Jumat (16/7).

“Jadi, ketika kami haus meng­hadapi dengan sejumlah kekece­waan dari pemain seperti Wayne Rooney, Nemanja Vidic dan Pa­tri­ce Evra, saya menilai masih akan ada efek positif dari hadir­nya Javier,” tandasnya.



Hitzfeld Gantung Jas di Tahun 2012


Usai kegagalan di Piala Dunia Afsel, pelatih Swiss Ottmar Hitzfeld rupanya tetap optimis akan timnya. Dia menyatakan akan membawa Schweizer Nati lolos ke Piala Eropa 2012 sebe­lum akhirnya pensiun.

“Masih ada dua tahun lagi bersama Swiss dan saya mena­tap Euro 2012. Setelahnya, saya akan pensiun dari sepak­bola,” ujar Hitzfeld kepada TZ Online.

Meski mengaku kecewa lan­taran gagal mengantarkan Swiss lolos dari babak penyisi­han grup Piala Dunia 2010, Hitz­feld masih mengincar pres­t­asi tinggi di Piala Eropa 2012 yang dige­lar di Polandia-Ukraina.

“Setiap pelatih yang bertugas pada sebuah tim selalu ingin berjuang meraih gelar. Namun, saya takkan menjalin kontrak dengan Jerman atau timnas mana pun dalam waktu dekat,” kata pelatih asal Jerman terse­but. “Saya pernah didekati be­be­rapa tim besar, tapi tawaran itu selalu datang pada saat yang salah,” tambahnya.

Bekas pelatih Borussia Dort­mund dan Bayern Muen­chen tersebut ditunjuk menjadi pela­tih Swiss pada tahun 2008 dan sukses membawa mereka puta­ran final Piala Dunia 2010 lalu. Di Piala Dunia tersebut, Swiss adalah satu-satunya tim yang berhasil mengalahkan juara Eropa dan dunia Spanyol pada Pia­la Dunia lalu. Sayang mere­ka langsung tersingkir di fase grup.

Hitzfeld menghabiskan ham­pir seluruh karir bermainnya di liga Swiss. Setelah gantung se­patu, Hitzfeld menjajal ke­mam­puannya untuk melatih. Ber­bekal pengalaman sukses melatih Zug dan Aarau, Hitz­feld dipercaya melatih klub elit Swiss, Grasshopper Zurich yang selama 1988-1991 mem­per­sembahkan empat tropi. Pada 1991, Hitzfeld kembali ke Jerman dengan melatih Dort­mund dan sukses memberikan dua gelar Bundesliga, satu tropi Liga Champions dan satu Piala Interkontinental.

Bersama Ernst Happel dan Jose Mourinho, dia menjadi salah satu dari tiga pelatih di dunia yang sukses menyabet gelar Liga Champions di dua klub berbeda.


Motsimane Geser Posisi Parreira

Afrika Selatan telah menda­patkan pengganti Carlos Alber­to Parreira. Adalah Pitso Mosi­mane yang ditunjuk sebagai pe­latih baru dan diikat kontrak selama empat tahun.

Pria berusia 45 tahun ini te­lah resmi menggantikan posi­si­n­ya Parriera setelah sempat em­pat tahun menjadi asisten pe­latih asal Brasil ini. Tugas be­rat menanti Mosimane, yak­ni membawa tim Bafana Ba­fana ke Piala Dunia selanjutnya di Brasil 2014.

Pengangkatan Mosimane membuat Asosiasi Sepakbola Afsel (SAFA) menepati janji­nya mengangkat pelatih lokal. Mosi­mane pun merasa tersan­jung atas kepercayaan dirinya untuk me­nangani tim Bafana Bafana.

“Saya merasa istimewa meng­­gantikan Carlos Alberto Parreira. Saya berterima kasih kepada keduanya Asosiasi Se­pakbola dan Parreira yang per­caya pada saya dan saya orang yang tepat mengisi posisi ini,” ungkap Mosimane seperti di­lansir Reuters.

Presiden (SAFA) Kirsten Ne­mantandani mengatakan ke­dua pihak sudah menemukan kata sepakat dan tinggal me­nye­lesaikan masalah admi­nistrasi. “Kami sudah menda­pat rekomendasi dari komite teknis (untuk merekrut Pitso). Sekarang yang harus kami la­kukan adalah menyelesaikan per­masalahan kontrak seperti bo­nus, gaji, dan beberapa hal lain­nya,” kata Nemantandani.

Dia menambahkan, pelun­cu­ran Mosimane sebagai pelatih baru akan dilakukan setelah pe­nan­datanganan kontrak. Ia be­lum memberikan jadwal pas­tinya. “Secepat mungkin kami memperkenalkan Pitso kepada Andasetelah urusan hitam di atas putih selesai,” ujarnya se­raya mengatakan SAFA tidak akan mengintervensi Mosima­ne da­lam melaksanakan tugasnya.

Tugas pertama Mosimane adalah melewati kualifikasi un­tuk lolos ke putaran final Piala Afrika 2012. Laga kualifikasi ini akan dimulai pada Septem­ber nanti dimana saat laga kandang mereka menghadapi Nigeria.

Di bawah kendali Perreira, Afsel gagal menuai ekspektasi publik sebagai tim tuan rumah Piala Dunia 2010 lalu. Mereka harus tersingkir dari penyisihan grup A setelah hanya meraih satu kemenangan, yakni saat melawan tim Ayam Jantan Pran­cis dengan skor 2 – 1.

Seputar piala dunia 2010

Inggris Gagal Rooney Tumbal


WAYNE ROONEY




Jakarta, RMOL. Tim “Tiga Singa” Inggris gagal total di Piala Dunia 2010. Mereka tersingkir secara memalukan setelah ditaklukkan Jerman 1-4 di babak 16 besar. Bekas manajer Liverpool Gerard Houllier mengkambing hitamkan Wayne Rooney.

Houllier menilai striker andalan Manchester United tersebut sama sekali tak mampu mengatasi tekanan dan ekspektasi publik sehingga gagal menampilkan performa terbaiknya di Piala Dunia Afrika Selatan.

“Mungkin penyebab dari Inggris tak bisa tampil bagus di Piala Dunia adalah para pemain bintang yang tidak menunjukkan sesuatu seperti harapan banyak pihak,” jelas Houllier seperti dikutip The Sun.

Rooney memang tampil buruk di Piala Dunia 2010 lalu. Kendati selalu dipasang sebagai starter, dia tidak menyumbang satu gol pun bagi timnya. Hal ini berbanding terbalik saat dia membela klub Setan Merah dimana dirinya sukses menyumbang 34 gol dari semua ajang yang timnya ikuti di musim kompetisi lalu.

“Saya pribadi berpikir mengenai Rooney. Dia adalah pemain yang luar biasa, tapi apakah dia mengalami kelelahan atau tidak berada di performa terbaiknya saya tak tahu. Jika saya Rooney, yang merupakan pemain terbaik versi saya, bisa mencetak sejumlah gol, mungkin hasilnya akan lain,” kata Houllier yang sekarang menjabat sebagai direktur teknik Federasi Sepakbola Prancis.

“Dan jika Anda memban­dingkan tim lain yang memiliki satu atau dua penuntas serangan yang baik, seperti Jerman, Belanda atau Spanyol, mereka biasanya bisa melangkah jauh. Lihat saja Uruguay yang punya Diego Forlan,” paparnya lagi.

Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia kedua bagi Rooney. Empat tahun lalu, striker bertubuh gempal tersebut juga gagal total di Jerman. Dari lima pertandingan, tak sekali pun Rooney mampu membobol gawang lawan. Total, Rooney telah membela “The Three Lions” dalam 64 pertandingan dengan torehan 25 gol. 


Kontrak Saadane Diperpanjang


RAABAH SAADANE



Jakarta, RMOL. Usai kegagalan di Piala Dunia 2010, pelatih Raabah Saadane rupanya masih dipercaya untuk melatih Aljazair. Federasi Se­pak­bola Aljazair sepakat untuk mem­perpanjang kontrak Saa­dane sampai dua tahun ke depan.

Tak hanya Saadane, dua asis­tennya, Djelloul Zohir dan Ha­cene Belahdji, juga mendapat perpanjangan kontrak yang ma­na durasinya hingga berak­hir­nya Piala Afrika 2012. Na­mun untuk jajaran manajemen atas, federasi sepakbola Alja­zair akan melakukan sejumlah perubahan dengan mencari ma­najer tim yang baru, juga ma­na­jer umum.

Sosok Saadane memang tak bisa dilepaskan dari dunia Se­pakbola Aljazair. Setelah sem­pat empat kali menangani tim nasional Aljazair, dia kembali di­percaya menjadi pembesut ne­gara bekas jajahan Prancis itu di Piala Dunia 2010 yang di­gelar di Afsel lalu.

Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia kedua bagi Saa­da­ne setelah pernah mengantar skuad Rubah Gurun di putaran final Piala Dunia 1986. Namun mereka tersingkir di fase grup setelah tidak pernah menang sama sekali dan hanya menge­mas satu poin. Prestasi terbaik mereka adalah menahan seri Inggris 0-0.

Saadane, yang juga pernah mengasuh timnas Yaman, men­jabat pelatih Aljazair meng­gan­tikan pelatih sebelumnya Jean Michel Cavali. Asosiasi Sepak­bola Aljazair memberhentikan pria asal Prancis itu diberhen­tikan dari jabatannya lantaran ga­gal lolos kualifikasi Piala Af­rika 2008 di Ghana.

Saadane sebelumnya sudah empat kali melatih Les Fen­necs, julukan Aljazair, di tahun 1981-1982, 1985-1986, 1999 dan 2003-2004. Bekas pelatih klub lokal Raja Casablanca, Etoile Sportive du Sahel dan ES Setif ini sebelumnya sukses mengantar Aljazair lolos ke Pia­la Dunia 1986.

Di putaran final Meksiko 1986, negara tempat kelahiran Zinedine Zidane ini hanya bisa mengemas satu poin dari tiga pertandingan Grup D. Saat itu Aljazair menahan imbang Ir­landia Utara 1-1 di Guada­lajara lewat gol tendangan bebas Dja­mel Zidane.

Sebelum bermain untuk Ren­nes, saat masih aktif ber­ma­in Saadane pernah mem­­perkuat sejumlah tim lo­kal seperti MSP Batna, MO Cons­tantine, JS El Biar dan USM Blida. 


Presiden Brazil Bahas Masalah Samba

Brazil sebagai tim favorit juara harus menerima kenyataan pahit setelah gagal kembali mengukir prestasi di Piala Dunia 2010. Kegagalan tersebut rupa­nya mendapatkan perhatian dari presiden negara tersebut, Luiz Ina­cio Lula da Silva. Lula pun me­mbahas Samba, menyangkut faktor pemain dan pelatih.

Laju Brazil di Piala Dunia Af­sel dihentikan Belanda di per­empat final dengan skor 1-2. Tak hanya kalah, Brazil juga harus menerima kesialan lainnya saat Felipe Melo diganjar kartu me­rah oleh wasit.

Catatan Brazil di babak grup adalah dua kali menang dan se­kali imbang, membukukan lima gol dan kebobolan dua gol.

Presiden Lula menilai bahwa tim asuhan Dunga merupakan Samba yang paling rapuh dan paling lemah. Dikutip dari As­so­ciated Press, presiden Brazil se­jak tahun 2003 itu menilai bah­wa Selecao membutuhkan “pe­main generasi baru”.

Lula berpendapat yang mem­buat tim Brazil yang sekarang lemah adalah banyaknya pemain Brazil yang meninggalkan tanah airnya dan memperkuat klub luar negeri di usia sangat muda. Lula berharap adanya hukum yang mem­batasi usia pemain muda un­tuk bermain di klub luar negeri.

Soal pelatih, Lula menilai ada tiga kandidat yang cocok untuk menggantikan Carlos Dunga yang dicopot pasca kegagalan meraih trofi keenam Piala Dunia.

“Kami memerlukan profesio­nal sejati yang paham bagaimana menjadi pelatih. Luiz Felipe Sco­lari punya kualitas, Wander­ley Luxemburgo lebih dari seka­dar memiliki kompetensi, dan Ma­no Menezes adalah ahli stra­tegi yang ulung dan berhasil mem­bawa Corinthians promosi di musim 2008,” tukasnya seper­ti dilansir dari Xinhua.

Federasi Sepakbola Brazil (CBF) sendiri rencananya akan mengumumkan pelatih anyar bagi juara dunia lima kali itu pa­da akhir bulan ini.

Seputar piala dunia 2010

Asamoah Gyan, Sang “Man of The Match”

Asamoah Gyan, sang “Man of The Match” pada pertandingan perempatfinal antara Uruguay vs Ghana. Pemenangnya adalah Uruguay, tapi para pendukung Uruguay sepertinya bakal tersenyum kalau pemain lawan tersebut yang jadi Man of The Match.. :mrgreen:
90 menit waktu normal sudah berjalan, kedudukan imbang 1-1 sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak extra time. Di menit ke-120, Ghana mendapatkan tendangan pojok, kemelut terjadi di depan gawang Uruguay. Hampir saja terjadi gol kalau tidak ada Luis Suarez, top scorer Uruguay di Piala Dunia 2010 ini. Ia dengan brilian menghalau laju bola dengan tangannya, ternyata tidak hanya jago mencetak gol saja. Suarez juga berbakat jadi kiper. Ghana pun di ambang kemenangan karena wasit menghadiahkan penalti serta mengkartumerahkan Suarez..
Asamoah Gyan kemudian maju sebagai eksekutor penalti. Tendangan penaltinya adalah tendangan terakhir di pertandingan tersebut, kalau masuk maka ia akan mencetak sejarah, membawa Ghana maju ke semifinal piala dunia untuk pertama kalinya. Gyan akhirnya mengeksekusi tendangan tersebut, akhirannya hampir sulit dipercaya. Bola membentur tiang gawang.. :mrgreen:


Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti

Menit terakhir pertandingan, kesempatan bagus sekali seumur hidup, tendangan penalti dan semifinal di depan mata. Asamoah oh Gyan.. Nasibmu kurang beruntung. :D


Diego Forlan Ngebet Empat Tahun Lagi

Faktor usia rupanya tak menghalangi striker andalan Uruguay Diego Forlan untuk tam­pil lagi di Piala Dunia. Forlan mengakui dirinya masih ingin memberikan yang terbaik buat negaranya dengan tampil sekali lagi di Piala Dunia 2014 Brazil.

Di usia 31 tahun, Forlan men­jadi salah satu pemain paling bersinar di Piala Dunia 2010 lalu. Keberhasilannya men­cetak lima gol dan meng­antar Uru­guay mencapai semi­final mem­buatnya diganjar gelar Pemain Terbaik (Golden Ball).

Pengalaman tampil apik di Afrika Selatan rupanya mem­buat Forlan ketagihan. Penye­rang Atletico Madrid itu mera­sa kalau dirnya masih sanggup tam­pil di Piala Dunia ketiganya di Brasil empat tahun mendatang.

Forlan akan menginjak usia 35 pada empat tahun ke depan. Namun rekan Forlan, Sebastian Abreu, pernah mengatakan umur tidak bisa menjadi pem­batas buat seseorang untuk te­rus berkarir. Rupanya pernya­taan rekannya itu telah meng­inspirasi dirinya.

“Saya pikir saya masih ber­peluang tampil di Piala Dunia 2014,” ujar Forlan.

Penyerang Atletico Madrid ini yakin akan mampu mem­bawa La Celleste bisa melaju lebih jauh lagi pada Piala Du­nia mendatang. Namun, me­nu­rutnya, yang terpenting timnya sudah harus dipastikan lolos dulu dari babak kualifikasi zo­na Amerika Selatan.

Usia 35 tahun me­mang su­dah terma­suk uzur, na­mun bu­kan berarti tak da­pat lagi mem­beri kontribusi lagi bagi tim. Con­toh­nya ada­lah penye­rang Meksiko Cuauhtemoc Blanco yang tampil di Piala Dunia Afsel lalu. Ken­dati usianya sudah 37 tahun, namun dirinya ma­sih bisa mencetak gol buat Tricolor.

Sebelum Piala Dunia 2010, Forlan pernah tampil di Piala Dunia 2002 di Korea Selatan/Je­pang. Hanya saja, saat itu lang­kah Uruguay terhenti di fase grup dan Forlan cuma men­cetak satu gol.
Piala Dunia 2010 Afsel

10 Nominasi Pemain Terbaik Piala Dunia 2010

FIFA uda ngumumin 10 pemain yang masuk nominasi untuk jadi pemain terbaik di piala dunia 2010 nih. Salah satu dari sepuluh pemain tersebut akan terpilih menjadi pemain terbaik di turnamen dan mendapat trofi Adidas Golden Ball yang akan diumumkan setelah partai final antara Belanda vs Spanyol nanti. Laga final akan berlangsung Senin dinihari, tanggal 12 Juni 2010 pukul 01.30 WIB.
Adidas Golden Ball
Spanyol mendominasi dengan menempatkan tiga pemainnya sebagai nominasi. Belanda dan Jerman mengikuti dengan dua pemain. Diluar prediksi dari Gurita Paul yang meramal bahwa Spanyol akan keluar sebagai juara, Belanda sebenarnya sedikit lebih diatas dan diunggulkan.
Berikut ini daftar nama 10 pemain yang masuk nominasi tersebut :
  • Diego Forlan (Uruguay)
  • Asamoah Gyan (Ghana)
  • Andres Iniesta (Spanyol)
  • Lionel Messi (Argentina)
  • Mesut Oezil (Jerman)
  • Arjen Robben (Belanda)
  • Bastian Schweinsteiger (Jerman)
  • Wesley Sneijder (Belanda)
  • David Villa (Spanyol)
  • Xavi (Spanyol)

Daftar Wasit di Pertandingan Perempat Final

Berikut ini daftar para wasit yang akan memimpin pertandingan-pertandingan perempat final nanti. Wasit asal Jepang, Yuichi Nishimura, akan memimpin laga Belanda vs Brazil yang berlangsung nanti malam di Mandela Bay/Port Elizabeth. Olegario Benquerenca akan bertugas untuk laga Uruguay vs Ghana.
Dua pertandingan perempatfinal FIFA World Cup 2010 lainnya akan dipimpin oleh Ravshan Irmatov (Argentina vs Jerman) serta Carlos Batres (Paraguay vs Spanyol). Irmatov adalah wasit yang memimpin jalannya pertandingan perdana Piala Dunia 2010 lalu antara Afrika Selatan vs Meksiko. Kedua tim nasional tersebut sudah tersingkir saat ini.. :mrgreen:

WAGS Hadir Untuk Mendukung Inggris

Sejumlah WAGS (women & girlfriends) alias pasangan dari para pemain timnas Inggris tiba di Afrika Selatan untuk mendukung tim Inggris menghadapi Jerman nanti malam. Walaupun sebelumnya Capello telah meminta mereka untuk tidak datang, tapi sikap Capello sepertinya sudah melunak.

Carly Cole Chantelle Tagoe

Para WAGS tersebut mungkin diharapkan bisa memberikan “sesuatu” yang membakar semangat pemain Inggris di pagi hari sebelum mereka bertandingan. :mrgreen: Beberapa yang sudah tiba di Afsel antara lain seperti Christine Bleakley (ceweknya Frank Lampard), Chantelle Tagoe (tunangannya Heskey) serta Carly Cole (istrinya Joe Cole). Sementara itu tunangannya Wayne Rooney, Coleen Rooney, kabarnya juga akan menyusul ke Afrika Selatan.
Capello terkenal akan sikapnya yang tegas. Akan tetapi kali ini ia sepertinya agak berbaik hati. Saat Inggris merayakan kemenangannya atas Slovenia, ia memperbolehkan para pemainnya untuk mengambil alkohol atau bir.. :D

Seputar piala dunia 2010 (The winners Celebration)

Foto Selebrasi Kemenangan Spanyol

Dengan Spanyol jadi juara piala dunia baru, mengalahkan Belanda di partai final, belum lengkap kalo ga ada foto-foto selebrasi kemenangan Spanyol tersebut. Berikut ini ada beberapa foto-fotonya. Untuk lebih lengkapnya silakan langsung menuju link sumber yang ada di bagian bawah.. ;)







Selasa, 20 Juli 2010

Seputar Piala dunia 2010

Skuad Muda Jerman Tampil Gemilang


Bagi gelandang Sami Khedira, kemenangan Jerman sebagai juara ketiga saat menaklukkan Uruguay pada Minggu dinihari kemarin merupakan sebuah awal untuk hasil yang lebih baik.

Jerman, yang sempat difa­voritkan menjadi juara dunia, harus takluk oleh gol tunggal Spa­nyol yang dibuat Carles Pu­yol di babak semifinal pada Ka­mis dinihari lalu. Kekalahan ini membuat impian skuad Der Pan­ser untuk meraih gelar juara ke­empat kalinya pupus.

Untungnya, Philipp Lahm cs berhasil mengobati luka dengan menyabet posisi tiga sebagai ha­diah hiburan. Itu setelah mereka menaklukkan Uruguay 3-2. Ha­sil yang dipetik Jerman itu sama persis dengan sukses yang me­reka catat di Piala Dunia 2006, saat mereka menjadi tuan rumah.

“Ini semacam final dan kami melakukan segalanya untuk me­nang. Kami memiliki tim muda dan memberikan seruan kepada orang-orang dan kami dapat men­capai lebih baik lagi,” ujar Khedira kepada Sky Sport Italia.

Khedira, yang menjadi penen­tu kemenangan skuad DieMann­schaaft di laga itu lalu melanjut­kan, “Kami senang dengan cara kami bermain karena kami mem­berikan yang terbaik di pertandi­ngan ini. Kami senang dengan kemenangan ini.”

Bermain di stadion Nelson Man­dela Bay, skuad Der Panser yang turun dengan sejumlah pe­main cadangan kembali bang­kit dari keterpurukan usai kalah dari Spa­nyol. Mereka menampilkan pe­nam­­pilan impresif walau men­dapat perlawanan sengit dari Uruguay.

Sempat mendapat tekanan dan tertinggal satu gol, Jerman suk­ses menunjukkan kapasitasnya sebagai tim juara dengan sukses meredam strategi serangan balik Diego Forlan Cs dan kembali ung­gul. Gol Jerman dibuat oleh Tho­mas Mueller, Marcell Jan­sen, dan Sami Khedira. Sedang­kan Edinson Cavani dan Diego Forlan menjadi penyumbang gol La Celeste, julukan Uruguay.

Khedira mengaku puas atas pencapaian yang diraih timnya dan optimis bakal meraih hasil yang lebih baik lagi ke depan­nya, yakni menjadi juara dunia untuk keempat kalinya.

“Kami semua menunjukkan kekuatan kami di pertandingan ini dan anda bisa lihat apa yang ter­jadi pada akhirnya. Kini kami akan beristirahat dan berlibur, ka­mi tim muda, tetapi kami ingin le­bih dari ini dan ingin meraih ha­sil yang lebih bagus dan lebih besar, yakni juara dunia,” janji Khedira.

Pendapat serupa juga disam­paikan oleh gelandang lainnya Bastian Schweinsteiger. Kepada L’Equipe, gelandang Bayern Mun­chen itu menjelaskan, “Per­tan­dingan ini sangat penting bagi fans kami di Jerman, yang sudah mendukung kami dengan gila. Untungnya kami menang, tetapi kekecewaan akibat kalah di se­mi-final masih ada. Tak semua­nya positif.”

Tentang ketegangan dan me­nariknya pertandingan berlang­sung, Schweinsteiger berpenda­pat, “Itu sudah terjadi, kami bang­kit dari ketinggalan, dan itu me­nunjukkan karakter tim. Saya sa­ngat bangga menjadi bagian dari tim ini. Kita harus lihat ke de­pan, kami masih bisa meraih ba­nyak hal,” pungkas Schweini, panggil­an Schweinsteiger.

Seputar Piala dunia 2010

THE LAST BATTLE: SPANYOL VS NETHERLANDS
Si Paul Tak Jadi Digoreng!

 Lagi-lagi Paul Octopus kembali meramalkan dengan tepat!

Setelah meramalkan kekalahan Jerman pada duel sebelumnya, gurita yang tinggal di Aquarium Sea Life, Oberhausen, Jerman itu, sukses meramalkan kemenangan Spanyol atas Belanda.

Keajaiban Paul ini juga sekaligus membantah beberapa pesaingannya (para binatang yang meramal) seperti Pino, seekor kera di Talinn, Estonia. Dan Mani, seekor parkit dari Singapura yang mendukung Belanda.

Ketepatan ramalan Paul ini menjadi kisah yang boleh jadi akan mengiringi lembar sejarah tercatatnya Spanyol sebagai juara baru piala dunia.

Ramalan yang akurat itu boleh jadi juga menyelamatkan nyawa si gurita dari ancaman orang-orang yang mungkin sudah merencanakan sesuatu apabila ramalan Paul terbukti keliru. Spanyol menang, bagi pendukung Spanyol tentu saja ini berarti baik juga bagi si Paul.


Heitinga Dikartu Merah, Spanyol Di Atas Angin

Belanda terpakasa bermain dengan sepuluh orang setelah John Heitinga diganjar kartu kuning untuk kali kedua oleh wasit setelah menjatuhkan Inesta pada menit 109.

Akumulasi kartu tersebut memaksa Heitinga untuk keluar lapangan sekaligus hukuman yang diganjar hadiah tendangan bebas kepada kubu Spanyol.

Namun, dalam eksekusinya, Xavi belum mampu membawa Spanyol unggul atas lawan beratnya, Belanda.

Dengan bermain dengan 10 pemain, Belanda sangat dirugikan sehingga permainan semakin memanas dengan kekerasan.


Sudah 8 Kartu Kuning Dikeluarkan

Hingga memasuki babak kedua sedikitnya sudah delapan kartu kuning dibagikan wasit Webb.

Kedelapan kartu kuning tersebut dibagikan kepada pemain dari kedua kubu. Di Kubu Belanda ada Bommel, De Jong, Giovanni van Bronckhorst  dan Heitinga serta Van Persie. Sedang dari kubu Matador, Sergio Ramos, Capdevila dan Puyol mendapat jatah kartu kuning.

Mudahnya Webb mengeluarkan kartu kuning menambah ketegangan kedua klub. Pasalnya, tindakan Webb tersebut terkesan berlebihan.


Belanda Nyaris Ubah Skor

Memasuki babak kedua, pertandingan final, Spanyol dan Belanda sama-sama meningkatkan serangang. hasil 0-0 yang belum berubah memaksa kedua kubu untuk menambah intensitas serangan.


Belanda, lewat Robben hampir merubah pisisi pada menit ke 57. Sayang, tendangannya masih pelan sehingga memudahkan Casillas menangkap bola.

Pada menit 59, lagi-lagi Robben nyaris membekap pemain Spanyol setelah aksinya yang mengecoh pemain belakang. Lolos dari kawalkan Puyol, Robben lagi-lagi berhadapan langsung dengan Casillas. Namun tembakannya mampu ditepis Casillas dengan kaki. 




Seputar Piala dunia 2010

Gracias Afsel!

Secara umum negara baru berkembang itu cukup sukses menyelenggarakan Piala Dunia yang glamour. Tak ada ungkapan terdalam selain mengucapkan terima kasih, gracias begitu kata skuad Spanyol yang beruntung kali ini.

Memang sejak putaran final dihelat, “bunyi-bunyian” tentang kekurangan Afsel senyaring Vu­vuzela. Mulai dari buruknya tran­s­portasi, akomodasi sampai ma­sa­lah keamanan. Tapi bagi penik­mat bola sejati, Afrika Se­latan me­nyi­sakan catatan-catatan “aneh” dan momen yang sangat mene­gang­kan. Itulah mengapa publik dunia pantas memberikan kata terima kasih kepada Afrika Selatan.

Adapun fakta baru Piala Dunia 2010 dimulai dari feno­me­na Af­rika Selatan sebagai wa­kil per­tama benua Hitam yang di­tunjuk FIFA sebagai tuan ru­mah. Ya, dari 19 edisi Piala Du­nia, Afsel mencatatkan diri seba­gai tuan rumah pertama dari Afrika.

Gelar perdana juga ditorehkan Spanyol yang mengalahkan Be­landa 1-0 di babak final. Setelah 12 kali gagal, La Furia Roja ak­hir­nya mampu menggenggam tro­fi juara dunia pertamanya di partisipasi ke-13. Selain itu, Iker Casillas dkk juga mencatatkan diri sebagai tim pertama yang mampu menjadi juara usai takluk di laga perdana.

Seperti diketahui, ketika mere­ka  memulai perjuangan di Afsel, Spanyol dipaksa kalah 0-1 dari Swiss di penyisihan Grup.

Selain tuan rumah dan juara per­dana, yang juga menarik un­tuk disimak tentu terciptanya gol, kartu merah, kuning serta tim yang pertama kali mengikuti ajang bergengsi di jagad raya.

Menurut data dari berbagai sum­ber, gol pertama di Piala Du­nia 2010 tercatat dicetak oleh pe­main tuan rumah, Siphiwe Tsha­balala yang membawa Afsel meng­ungguli Meksiko di menit ke-55. Sayang, gol perdana Tsa­balala tak mampu membawa tim­nya meraih angka penuh. Ba­fana-Bafana dipaksa berbagi ang­ka di laga pembuka setelah Rafael Marquez mencetak gol bal­asan dan memaksakan laga di­akhiri dengan skor 1-1.

Sementara untuk pemain per­tama yang mencetak gol bunuh diri dicatatkan atas nama Simon Poulsen saat Denmark menyerah 0-2 dari Belanda di laga pertama babak penyisihan Grup E. Se­dang­kan gol pertama yang ter­cipta melalui tendangan penalti dilesakkan bomber Ghana, Asa­moah Gyan menyusul handball yang dilakukan pemain Serbia, Zdravko Kuzmanovic. Ghana pun menang 1-0.

Setelah dua laga pembuka ber­akhir imbang (Afsel 1-1 Meks­i­ko dan Paraguay 0-0 Prancis), Korea Selatan menjadi tim perta­ma yang mampu meraih angka penuh. Skuad Taeguk Warriors meraih tiga angka pertamanya usai membungkam jawara Eropa 2004, Yunani 2-0.

Untuk urusan kartu, pemain per­tama yang mencatatkan diri­nya sebagai korban kartu merah wasit adalah pemain Uruguay, Nicolas Lodeiro. Lodeiro mene­ri­ma kartu merah langsung dari wasit saat Uruguay bermain im­bang 0-0 melawan Prancis. Se­mentara Itumeleng Khune men­jadi kiper pertama yang meneri­ma kartu merah. Khune dikartu merah wasit Massimo Busacca, saat Afsel ditekuk Uruguay, tiga gol tanpa balas.

Terakhir, yang juga menarik untuk disimak adalah tim yang harus angkat koper pertama dan tim yang mencatatkan debut pertamanya di Piala Dunia. Untuk tim yang gugur pertama kali adalah Kamerun. Samuel Eto’o dkk harus pulang paling awal setelah tak mampu mence­tak satu pun poin, karena mene­lan tiga kekalahan di tiga laga penyisihan: masing-masing dari Jepang (0-1), Denmark (1-2) dan kalah 1-2 dari Belanda.

Dari 32 kontestan yang tampil, Slovakia mencatatkan diri seba­gai satu-satunya tim yang men­catatkan debut di Piala Dunia usai memecahkan diri dari Ceko­s­lo­va­kia dan membentuk timnas sen­diri pada 1993. Prestasi Slo­vakia da­lam debut perdananya pun ter­bilang mengesankan.


Spanyol Pesta, 18 Miliar Melayang

Pesta besar-besaran menyam­but skuad Spanyol di Madrid usai sukses merebut Piala Dunia untuk kali pertama. Pesta ini diperkirakan akan berlangsung selama 36 jam nonstop.

Seperti dilansir YahooSports, Senin, (12/7), Spanyol tidak akan ting­gal lebih lama di Afrika Se­latan. Mereka segera bertolak ke Madrid, Minggu malam tak lama usai mengalahkan Belanda 1-0 di final Piala Dunia 2010.

Agenda arak-arakan sudah disiapkan untuk menyambut ke­datangan tim La Furia Roja, Se­nin 12 Juli 2010 waktu setempat. Pa­ra pemain akan diarak sepan­jang jalan di Madrid, dan dilan­jutkan bertemu dengan keluarga, petinggi negara, serta anggota Fe­derasi Sepakbola Spanyol (RFEF).

Pasukan Vicente del Bosque di­perkirakan tiba di Bandara Ba­rajas Madrid, Senin siang. Se­te­lah menerima ucapan selamat da­ri Perdana Menteri Jose Luis Za­patero, para pemain akan me­lanjutkan pesta hingga Selasa malam.

“Tidak akan ada orang yang tertidur kali ini. Momen ini sa­ngat spesial, ajaib. Kami akan me­nikmatinya,” ujar kiper seka­ligus kapten tim Iker Casillas.

Usai disambut perdana mente­ri di Istana Moncloa, mereka se­lanjutnya diarak menggunakan bus tanpa atap di sepanjang jala­nan Madrid yang diperkirakan bakal disesaki ratusan ribu massa.

Bus selanjutnya akan berhenti di Principe Pio, sebuah kawasan perbukitan terkenal di sebelah ba­rat Madrid. Di tempat ini, jum­lah massa diperkirakan lebih be­sar. Trofi Piala Dunia dan pemain akan diperlihatkan di tempat ini.

Setelah itu, pemain akan men­jalani jamuan makan di sebuah restoran yang menyajikan maka­nan tradisional Spanyol bersama keluarga, kerabat dan rekan ter­dekat. Pada malam harinya, pes­ta dilanjutkan di sebuah night club ternama di Madrid, New Ga­r­amond. Hanya penerima unda­ng­­an yang bisa hadir di pesta itu.

Pesta belum berhenti. Para pemain akan bangun di pagi buta untuk tampil di berbagai acara pagi televisi. Mereka selanjutnya sarapan di rumah Casillas.

Mereka juga akan menyaksi­kan rekaman pertandingan, dan menerima kunjungan para spon­sor. Setelah itu, pemain pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.

Pesta selama 36 jam nonstop ini diperkirakan menghabiskan biaya hingga $2 juta alias Rp 18 miliar lebih yang sebagian besar digunakan untuk biaya keaman­an. Kendati demikian, angka itu tidak membuat kerugian kepada Pemerintah Spanyol.


Panitia PD 2010 Puas Mandela Pun Senang

Piala Dunia 2010 telah ber­akhir. Spanyol muncul sebagai juara baru setelah menunduk­kan Belanda dengan satu gol di laga final. Danny Jordaan se­laku Ke­tua Panitia Penyeleng­gara Pia­la Dunia 2010 menga­ku sa­ngat pu­as setelah laga fi­nal Piala Dunia pertama di ta­nah Afrika dapat berjalan sukses.

Jordaan merasa ada perasaan suka duka saat para suporter mem­beri dukungan untuk ke­dua tim setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.

“Setengah diri saya merasa ada di Belanda dan lainnya di Spanyol. Namun saya merasa hebat. Gelaran Piala Dunia yang diminati jutaan orang du­nia telah berakhir dan sekarang dunia tahu bahwa negara ini punya kapasitas dan kemampu­an untuk menyajikan sebuah pagelaran dunia,” kata Jordaan kepada football 365.co.za.

Dalam laga final yang diada­kan di stadion Soccer City, Jo­hannesburg tersebut, Jordaan tak henti-hentinya memuji per­siapan negaranya untuk me­nyam­but laga terakhir tersebut.

“Merupakan laga final dan upacara penutupan yang me­nak­jubkan.Teriakan para su­porter juga sangat luar biasa. Stadionnya juga sangat indah. Saya rasa saya belum pernah melihat stadion yang seindah ini di dunia,” tuturya.

Jordaan juga menambahkan, “Saya yakin jutaan orang di du­nia yang menonton akan sangat terkesan dengan apa yang ter­jadi malam ini.”

Malam itu, Jordaan juga ber­kesempatan bertemu dengan bekas Presiden Afsel Nelson Mandela yang akhirnya memu­tuskan hadir. Sayangnya, kare­na kondisinya kesehatannya yang kurang baik, Mandela ha­nya datang sebentar tepat sebe­lum perayaan penutupan dimu­lai untuk menyambut para fans.

“Itu menakjubkan. Saya ber­temu Mandela di dalam mobil dan hal pertama yang dia kata­kan adalah ‘Danny, saya sangat se­nang berada disini’ dan dia ter­senyum lebar. Sungguh spe­sial dia ingin datang hanya un­tuk me­nemui kami rakyat Af­rika. Kami akan sangat berte­rima kasih un­tuknya karena te­lah datang ke mo­men yang luar biasa ini.”

Seputar Piala dunia 2010

Gagal Hattrick Robben Trauma


Untuk ketiga kalinya, Belan­da gagal mengakhiri final Piala Dunia dengan kemenangan. Ke­gagalan ini rupanya mem­buat skuad Der Oranje trauma, terutama Arjen Robben.

Belanda ditaklukkan Spa­nyol 0-1 dalam laga final yang di­gelar Senin (12/7) dinihari. Ke­tatnya laga membuat kedua tim men­jalani babak extra time. Ironis­nya, Sneijder dkk kema­su­kan gol lewat Andres Iniesta di beberapa menit terakhir jelang babak tam­bahan kedua berakhir.

Belanda sebenarnya punya kesempatan untuk membuat gol dulu lewat beberapa pelu­ang yang diciptakan Arjen Rob­ben. Sayang, sayap Bayern Muenchen itu kurang tenang saat sudah berhadapan one-on-one dengan kiper Iker Casillas. Padahal, Robben dua kali pu­nya kesempatan seperti itu.

“Saya akan terus memiki­r­kan hari-hari seperti saat ini. Sung­guh menyakitkan ketika kami kehilangan kesempatan,” ujar Robben di situs resmi FIFA.

Tak hanya Robben, pelatih Bert Van Marwiijk pun juga me­rasa trauma dengan keka­lah­an tim besutannya. Mar­wiijk terlihat kurang mood saat memimpin pasukannya meng­unjungi Perdana Menteri Peter Balkenende dan Ratu Beatrice. “Pikiran ini terus ada dalam ke­pala saya. Sebab kami begitu de­kat (dengan juara). Kami seharusnya bisa menang,” tan­das Van Marwijk kepada AD Sportwelerd.

Skuad Oranye pantas trauma dan kecewa karena mereka ha­rus menunggu selama 32 tahun untuk tampil di final. Belanda pernah mencapai final Piala Du­nia pada tahun 1974 dan 1978. Pada tahun 1974 mereka kalah oleh Jerman Barat 2-1, lalu pada tahun 1978 gi­liran Ar­gen­tina yang men­jung­kal­kan mereka dengan skor 3-1.

Tak hanya ga­gal juara, per­for­ma Belanda sela­ma Piala Du­nia Afsel ju­ga ter­coreng de­ng­an pe­nam­­pilan kasar yang di­tun­jukkan me­reka. Ketika tim juara Spa­nyol dinobatkan se­bagai tim Fair Play, Belanda ter­catat sebagai tim paling “ko­tor”. Ba­gaimana tidak, Der Oranje menjadi tim ter­banyak yang meneirima kartu kuning (22) dan tim yang pa­ling ba­nyak melakukan pe­langgaran selama Piala Dunia Afsel (126 kali).


Prandelli Kritik FIFA

Piala Dunia 2010 di tanah Af­rika telah berakhir dengan me­nyisakan banyak kisah kon­troversi. Pelatih baru Italia Ce­sa­re Prandelli angkat bicara me­ngenai hal tersebut.

Menurutnya, memang sudah saatnya beberapa perubahan da­lam peraturan sepakbola di­lakukan, mulai dari pengguna­an teknologi sampai waktu per­tandingan.

Kepemimpinan wasit diper­ta­nyakan di Piala Dunia 2010 ka­rena adanya beberapa kepu­tu­san yang dinilai tak tepat. Be­berapa contohnya dapat dilihat mengenai perkara gol Inggris ke gawang Jerman dan gol Ar­gentina ke gawang Meksiko, yang mana keduanya terjadi di babak 16 besar.

Akibat blunder wasit terse­but, FIFA pun jadi sorotan pub­lik dan akhirnya berjanji akan meninjau ulang penggunaan teknologi dalam pertandingan, padahal sebelumnya mereka menentang hal tersebut, tak terkecuali Pr­e­siden FIFA Sepp Blatter.

Prandelli setuju dengan peng­g­unaan teknologi ini. “Teknologi harus dipergunakan. Wasit harus­nya memiliki sebuah mikrofon se­hingga kita semua bisa mende­ngar apa yang dia putuskan,” tukas Prandelli di Football Italia.

Suksesor Marcello Lippi ter­sebut menilai bahwa FIFA ti­dak belajar dari kesalahan masa lalu karena menolak pengguna­an teknologi video untuk mem­ban­tu wasit dalam memutuskan.

“Anda harus bilang bahwa teknologi video sudah eksis. Li­hat saja final Piala Dunia 2006 di Berlin, terkait diusir­nya Zinedine Zidane. Ofisial keempat bilang kepada wasit apa yang terjadi setelah dia me­lihat tayangan ulang di monitor. Mereka tak mengakui hal itu, tapi inilah yang terjadi,” papar bekas pelatih Fiorentina itu.

Pelatih yang diharapkan suk­ses melakukan regenerasi pe­main di timnas Italia tersebut pun punya usulan lain terkait for­­mat waktu pertandingan yang selama ini berlaku 2x45 me­nit. “Kita harusnya punya pe­riode pertandingan 2x30 menit, di mana waktu hanya berjalan saat bola sedang dimainkan. Se­perti yang dilakukan di olah­raga basket,” pungkasnya.



Mudik Skuad Oranye Dikawal Dua Jet F-16


PESAWAT YANG MENGANGKUT SKUAD BELANDA SETELAH PULANG DARI AFSEL DIKAWAL DENGAN JET F-16




Jakarta, RMOL. Gagal meraih trofi Piala Du­nia, pemain Belanda tetap men­dapat sambutan luar biasa keti­ka mendarat di Bandara Schi­phol, Amsterdam. Bahkan, sam­butan itu sudah diberikan ketika rombongan masih di udara.

AFP kemarin melansir, ar­ma­da Belanda menggunakan pe­sawat KLM Boeing 777 de­ng­an gambar bendera Belanda di bagian depan. Pesawat ter­sebut mendapat pengawalan dua jet tempur F-16, satu di an­taranya berwarna oranye.

Dentuman meriam langsung meledak ketika pesawat men­darat pada pukul 5.20 sore wak­tu setempat. Bukan itu saja, ke­tika pemain menjejakkan ka­ki di Bandara, mereka melin­tasi karpet oranye menuju rua­ng­an kedatangan.

Ratusan karyawan di Ban­da­ra Schiphol menghentikan pe­ker­jaan mereka agar bisa men­dekat ke arah pemain sekadar ber­foto bersama. Pemain pun mendapat kalungan bunga.

Sekelompok fans fanatik Be­landa yang dikenal dengan se­bu­tan Oranje Elftal (Orange Ele­ven) sudah mendatangi Ban­dara dengan harapan bisa memberikan pujian kepada pe­main. Namun mereka tak bisa mendekat, dan harus puas me­nyak­sikan pemain kesayangan­nya dari jarak jauh.

Setelah melakukan wawan­cara dengan ratusan wartawan, para pemain dengan menggu­na­kan bus kemudian menuju sebuah hotel di tepi kota Noor­dwijk untuk berkumpul dengan keluarga.

Awalnya pemain akan diang­kut oleh helikopter. Tapi karena situasi tak memungkinkan, me­re­ka memilih naik bus.

Kemarin pagi, pemain dija­mu Ratu Beatrix dan Perdana Menteri Jan Peter Balkenende di Hague. Siang harinya, mere­ka diberikan penghormatan khusus dengan diarak di atas perahu di kanal Amsterdam, serta penghargaan khusus yang akan dihadiri puluhan ribu fans Belanda.

Seputar Piala dunia 2010

Sinyal Schweini Untuk Madrid

Dirijen Jerman Bastian Sch­weinsteiger menyatakan tidak keberatan pindah dari klubnya saat ini Bayern Muenchen. Me­mang hingga saat ini Schweini masih terikat kontrak dengan klub tersukses di Jerman itu.

Namun tidak menutup ke­mungkinan kalau hal itu akan berubah di masa depan. “Saya tidak menikah dengan Bayern. Bundesliga memang hebat, tapi kalau memang saya harus pin­dah ya tentu saja mungkin. Pe­mikiran pergi ke luar negeri me­nyenangkan,” ujar Schweini seperti dilansir Soccernet.

Schweinsteiger  menjadi ge­landang yang mencuri perha­tian publik di Piala Dunia 2010. Tusukan dan umpan akuratnya membuat Jerman perkasa hing­ga babak semifinal.

Padahal, tadinya peran Sch­wei­ni diragukan ka­rena hanya jadi ‘pe­main peng­ganti’ Mi­chael Ballack yang cedera. Na­mun, bersama pe­main 25 tahun ini Jerman tum­buh jadi tim me­matikan dengan motor sera­ng­an pemain-pe­main muda.

Inilah yang membuat Real Madrid dan Chelsea kepincut membelinya dari Muenchen. “Me­mang ada beberapa tawar­an, tapi saya punya punya kon­trak dengan Bayern hingga 2012, dan saya menghormati kontrak dan klub,” kata Schweini lagi.

Untuk itu, dia dikabarkan meminta kubu Bayern untuk mempertimbangkan tawaran Madrid. Me­nu­rut AS, Sch­weini telah mengin­struk­sikan kepada agen­nya, Robert Sch­nei­der agar peja­bat Munich men­­­­de­ngar pe­nawa­ran kubu Ber­na­beu.

Sch­wei­­ni me­la­ku­kan­nya karena ter­­tarik hijrah ke Ma­drid. Meski ku­bu Chel­sea juga sangat serius meng­ingin­kannya.

Kubu Allianz Arena mem­­ban­derol buy out clause untuk Sch­wei­nstei­ger 55 juta euro. Ma­drid dikabar­kan menja­di­kannya sebagai salah satu prio­rit­as transfer di mu­sim panas ini.


Buang Trouble Makers!

Era baru sepakbola Prancis ada di tangan arsitek baru Les Bleus, Laurent Blanc. Agar mimpi buruk Afsel tak terulang, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy titip pesan kepada Blanc agar tak lagi memanggil para pemain bermasalah.

Semua itu tentunya berkaitan dengan kasus memalukan yang menimpa tim Prancis di Piala Dunia lalu. Dimulai ditendangnya Nicolas Anelka, pemboikotan latihan oleh pemain, perseteruan dengan pelatih dan staff mewarnai tersingkirnya Les Blues di fase grup.

Kejadian itu sampai ke telinga Sarkozy dan langsung bikin orang nomor satu di negeri mode itu murka. Tak berapa lama usai Prancis tiba di tanah airnya, Thierry Henry langsung dipanggil untuk menjelaskan duduk perkaranya.

Kini setelah beberapa lama berlalu Sarkozy kembali bertitah mengenai tim Prancis yang dilakukannya di televisi pertama kali usai tersingkirnya. Kali ini yang disasarnya adalah Blanc yang jadi pelatih baru tim “Ayam Jantan”.

Pesan Sarkozy pun cukup keras yaitu meminta Blanc agar tak lagi memakai para pemain yang jadi biang keladi dalam kasus yang terjadi di Afrika Selatan tempo hari silam.

Pada saat itu pemain yang terlibat konflik dengan Domenech selain Anelka adalah kapten Patrice Evra, Eric Abidal dan William Gallas.

“Seperti apa imej yang ditunjukkan tim Prancis di Afrika Selatan? Sangat memalukan. Aku katakan bahwa pemain yang terlibat harus pergi. Biarkan mereka pergi dan jangan dicerca terus-terusan. Para pemain tidak boleh mendapatkan bonus dan mereka tidak pantas mendapatkannya,” tegas Sarkozy seperti dilansir AFP.

Tapi Blanc nampaknya masih ragu mengambil tindakan tegas terhadap para “pembuat onar”. Menurut dia, Evra, Ribery dan Abidal adalah aset yang masih berguna di masa mendatang meski pun itu bukan jaminan nama-nama itu akan otomatis masuk dalam pilihan utamanya.

“Sedih rasanya saat melihat Piala Dunia kemarin. Saya sangat kecewa dengan hasil itu dan saya sangat terkejut dengan sebagian perangai mereka,” ujar Blanc.

“Bagaimanapun saya bukanlah momok bagi mereka. Bukan tugas saya untuk memberikan sanksi kepada mereka,” sambungnya

“Saya mungkin akan memilih mereka jika saya pikir mereka adalah pemain terbaik yang masih ada. Sepertinya saya harus membuat pilihan dan mungkin beberapa pemain yang ikut di Afrika Selatan tak akan saya pilih jika mereka bukan yang terbaik di posisinya,” pungkas pelatih 45 tahun itu.


Reds Gaet Chu-young?

 Liverpool menjadi salah satu klub yang tertarik dengan salah satu bintang Korea Selatan di Pia­la Dunia 2010, Park Chu-young.

Dilaporkan The Sun, Liver­pool sudah menyiapkan dana se­besar enam juta poundsterling untuk memboyongnya ke An­field dari AS Monaco.

Kesiapan Liverpool tak lepas dari penegasan AS Monaco yang menyatakan siap melepas pema­in berusia 25 tahun itu jika men­dapat tawaran yang tepat.

Pelatih AS Monaco Guy La­com­be mengisyarakatkan diri­nya akan melepas Park Chu-young, jika ada klub yang bersedia mem­belinya dengan harga tinggi.

“Saya tidak tahu soal rumor transfer. Kendati ada tawaran untuknya, kami tidak keberatan menjualnya. Tapi di sepakbola saya kira tidak ada kata tidak mungkin,” kata Lacombe.

Chu-young tampil menge­san­kan sepanjang Piala Dunia 2010 dan sejumlah klub Inggris; Ful­ham, Aston Villa dan Ever­ton, menginginkannya.

Sejauh ini belum ada klub yang mengajukan tawaran ke AS Mona­co. Tiga klub Inggris itu ju­ga be­lum mengontak agen Chu-young.

Di sisi lain, Chu-young belum berkomentar apakah dirinya ter­tarik pindah ke Liga Primer atau betah bermain di Monaco.

Chu-young tampil memesona di Afrika Selatan. Ia juga sempat mencetak satu gol untuk Korea Selatan saat melawan Nigeria. Ia diharapkan bisa menjadi peng­ganti Yossi Benayoun yang hi­j­rah ke Chelsea.

Seputar Piala dunia 2010

Three Lions Bela Heskey

Piala Dunia 2010 menjadi momen terakhir Emile Heskey membela timnas Inggris setelah striker berusia 32 tahun itu memutuskan untuk pensiun.

Namun, Heskey tetap meninggalkan kontroversi setelah gantung sepatu. Kehadiran Heskey di skuad Inggris memang selalu menimbulkan perdebatan di antara fans.

Tak sedikit yang membela Heskey karena memperlihatkan sebagai pemain depan yang tidak egois. Dia lebih sering memberikan bola kepada rekannya yang memiliki peluang lebih bagus untuk mencetak gol.

Sebaliknya yang lain menilai striker Aston Villa ini tak layak bermain di timnas. Kontribusi golnya sangat minim. Dia hanya mencetak tujuh gol dalam 62 kali penampilannya bersama The Three Lions. Heskey kembali mendapat kritikan karena kegagalannya mencetak gol di Piala Dunia 2010. Meski sempat memberi kontribusi berarti saat mengantarkan Steven Gerrard mencetak gol di laga kontra Amerika Serikat, namun performa striker berusia 32 ini dinilai tak memenuhi harapan.

Dirinya juga gagal mencetak gol saat menghadapi Aljazair. Heskey kemudian tak lagi masuk tim inti pada dua pertandingan berikutnya melawan Slovenia dan Jerman di babak 16 besar. Seperti Wayne Rooney, dirinya sama sekali tak pernah membobol gawang lawan.

Padahal, manajer Fabio Capello berharap Heskey memberi kontribusi besar bagi The Three Lions. Terutama setelah menyaksikan penampilannya selama kualifikasi Piala Dunia. Sayang harapan Capello gagal dipenuhi Heskey.

Namun, rupanya Heskey mendapat pembelaan dari rekan-rekannya di timnas. “Bila mencermati karirnya, dia sesungguhnya telah memberikan yang terbaik bagi timnas,” ujar pemain sayap Villa Stewart Downing. “Semua pemain besar yang pernah bermain bersama dia di timnas pasti memujinya. Dia pemain yang bagus dan sosok yang ramah,” jelasnya.

Heskey sudah memperkuat Inggris di Piala Eropa 2000. Bekas striker Liverpool ini juga berlaga di Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2004. Sempat absen selama tiga tahun, Heskey yang pernah bermain di Leicester City dan Wigan Athletic ini kembali dipanggil untuk mengikuti kualifikasi Piala Eropa 2008. Sayangnya, Inggris gagal lolos.

Mengenai kegagalan Heskey di Piala Dunia 2010, Downing membela sesungguhnya Heskey telah bekerja keras untuk bagi timnya, namun tampaknya hal itu tak diperhatikan oleh para suporter.

“Menurut saya, dia bermain bagus di Afrika Selatan. Banyak orang yang mengatakan hal sama tentang dirinya. Heskey sesungguhnya bekerja keras untuk tim. Barangkali ini tak diperhatikan oleh fans,” pungkas Downing.



Presiden Brazil Bahas Masalah Samba

Brazil sebagai tim favorit juara harus menerima kenyataan pahit setelah gagal kembali mengukir prestasi di Piala Dunia 2010. Kegagalan tersebut rupa­nya mendapatkan perhatian dari presiden negara tersebut, Luiz Ina­cio Lula da Silva. Lula pun me­mbahas Samba, menyangkut faktor pemain dan pelatih.

Laju Brazil di Piala Dunia Af­sel dihentikan Belanda di per­empat final dengan skor 1-2. Tak hanya kalah, Brazil juga harus menerima kesialan lainnya saat Felipe Melo diganjar kartu me­rah oleh wasit.

Catatan Brazil di babak grup adalah dua kali menang dan se­kali imbang, membukukan lima gol dan kebobolan dua gol.

Presiden Lula menilai bahwa tim asuhan Dunga merupakan Samba yang paling rapuh dan paling lemah. Dikutip dari As­so­ciated Press, presiden Brazil se­jak tahun 2003 itu menilai bah­wa Selecao membutuhkan “pe­main generasi baru”.

Lula berpendapat yang mem­buat tim Brazil yang sekarang lemah adalah banyaknya pemain Brazil yang meninggalkan tanah airnya dan memperkuat klub luar negeri di usia sangat muda. Lula berharap adanya hukum yang mem­batasi usia pemain muda un­tuk bermain di klub luar negeri.

Soal pelatih, Lula menilai ada tiga kandidat yang cocok untuk menggantikan Carlos Dunga yang dicopot pasca kegagalan meraih trofi keenam Piala Dunia.

“Kami memerlukan profesio­nal sejati yang paham bagaimana menjadi pelatih. Luiz Felipe Sco­lari punya kualitas, Wander­ley Luxemburgo lebih dari seka­dar memiliki kompetensi, dan Ma­no Menezes adalah ahli stra­tegi yang ulung dan berhasil mem­bawa Corinthians promosi di musim 2008,” tukasnya seper­ti dilansir dari Xinhua.

Federasi Sepakbola Brazil (CBF) sendiri rencananya akan mengumumkan pelatih anyar bagi juara dunia lima kali itu pa­da akhir bulan ini.



Arab Mengharamkan Vuvuzela


Penggunaan Vuvuzela sela­ma turnamen Piala Dunia 2010 lalu memang menuai banyak kri­tikan dari berbagai pihak. Sete­lah Piala Dunia usai pun, masih ada pihak yang mengecam terom­pet tradisional Afrika Selatan itu.

Badan kewenangan umum urusan Islam dan wakaf Uni Emi­­rat Arab, mengeluarkan fatwa haram untuk alat musik terompet Vuvuzela. Namun hal itu berlaku jika dalam penggunaannya bisa mengganggu dan merusak pen­dengaran.

Fatwa tersebut diatur pada pa­sal 11625. Dalam fatwa tersebut disebutkan jika penggunaan vu­vu­zela hanya boleh digunakan di dalam stadion, jika memang da­lam penggunaannya tidak meru­gikan pihak lain. “Akan tetapi, importir dan para penjual harus me­mastikan kekuatan dari sua­ranya tidak me­lebihi 100 desibel, sehingga bisa dihindari merusak pendengaran orang lain,” demi­kian fatwa ter­sebut berbunyi.

Penetapan fatwa ini didasark­an pada hasil penelitian yang diketahui bunyi keras vuvuzela yang bisa melebihi 100 desibel. Dengan bunyi sekeras itu, bisa ber­dampak pada rusaknya pen­dengaran seseorang. Dalam se­jum­lah kasus, vuvuzela bisa me­nyebabkan kerusakan permanen.

“Vuvuzela yang ada di pasaran saat ini bisa mengeluarkan suara hingga mencapai 127 desibel,” lanjut pernyataan tersebut.

Tak hanya dapat merusak pen­dengaran, wacana penggunaan Vuvuzela di Uni Emirat Arab ju­ga memicu kritik karena pembe­ritaan sebelumnya yang menya­ta­kan bahwa Vuvuzela dapat me­nye­barkan virus. Selain itu, ada­nya kabar jika Vuvuzela kerap di­gunakan untuk aksi klenik di Afrika memaksa para pengusaha di Arab mempertimbangkan ulang untuk mengimport alat tiup ini.

Dhia el Din misalnya. Peng­usaha Abu Dhabi asal Palestina itu sedang mengevaluasi renca­nanya untuk mengimport 10 ribu instrumen tiup ini dari Britania Raya menyusul pemberitaan ne­gatif tentang Vuvuzela.

“Saya mencari di internet dan menemukan sejumlah artikel vu­vu­zela kerap digunakan oleh du­kun Afrika atau para penyihir. Sa­ya mengetahui mereka digu­na­kan untuk mengusir setan. Tak hanya itu, mereka juga tidak hi­gienis. Mereka bisa menyebar­kan virus bakteria. Masalah se­perti ini membuat saya berhenti untuk mendatangkannya ke si­ni,” tutupnya.

 

Seputar Piala dunia 2010

Bola Final Piala Dunia Terjual Rp 7,5 Miliar







Jakarta, RMOL. Sebuah grup pendukung La Furia Roja Spanyol memena­ngi lelang bola final Piala Du­nia 2010, Jobulani yang digelar di situs eBay. Bola tersebut ter­jual dengan harga 48.200 po­und­s­terling atau sekitar Rp 7,5 miliar rupiah.
Rencananya, uang hasil pen­jualan bola Jobulani, yang me­ru­pakan plesetan dari Jabulani ter­sebut tersebut akan disum­bang­­kan kepada Yayasan 46664 milik Nelson Mandela untuk di­guna­kan dalam program pendi­dikan dan kemanusiaan di Afrika.


Lelang bola buatan Adidas yang mengundang banyak kon­troversi selama gelaran Piala Du­nia Afrika Selatan berlang­sung tersebut rupanya menda­pat respon positif dari pengun­jung situs eBay.

Tercatat bahwa ada 133 pe­na­war dari 55 negara yang ikut lelang tersebut. Ruth Szy­s­zko­wski dari eBay mengatakan bo­la Jobulani laku dengan nilai ting­gi karena kontroversi atas bo­la tersebut dan juga lembaga sosial yang akan mendapat ha­sil penjualannya.

“Barang unik yang memiliki nilai kenangan dalam olahraga selalu menjadi barang populer di eBay,” ujar Szyszkowski.

Jabulani -nama resmi bola yang digunakan saat Piala Du­nia 2010- memang menim­bul­kan banyak pro dan kontra dari berbagai pihak. Kiper Italia Gi­anluigi Buffon menyatakan bola tersebut tidak memenuhi syarat dan tak seharusnya digunakan untuk kompetisi tingkat terting­gi seperti Piala Dunia.

Badan antariksa NASA pun ikut-ikutan memprotes Jabula­ni. Menurut mereka, Jabulani sulit diprediksi ketika bergerak dengan kecepatan 44 mil per jam. penyebabnya adalah bo­bot bola yang terlalu ringan, yak­ni hanya 440 gram. Bola dengan seberat itu, maka akan meluncur kurang konsisten akibat knuckle effect atau efek buku.

Namun Adidas menegaskan bola yang diberi teknologi ceng­­kram itu memungkinkan ten­da­ngan yang stabil dengan ceng­kraman yang bagus dalam kon­disi apapun.

Bola Jobulani digunakan di final Piala Dunia 2010 antara Spanyol kontra Belanda. Spa­nyol akhirnya sukses menak­lukkan Belanda lewat gol tung­gal Andres Iniesta dan mengan­tarkan Torres Cs untuk pertama kalinya meraih Piala Dunia.



Mereka Dicaci dan Dipuji

Atmosfer Piala Dunia memang sangat kuat. Ketegangan tidak hanya mendera para pemain, para pendukung, sampai tokoh politik juga dilanda ketegangan dan demam akut.

Tidak heran, saat negara-negara menyelesaikan tugasnya di Afsel, ekspresi dan reaksi ragam pihak seolah luber dalam sebuah prosesi sambutan. Di beberapa negara, salah satunya sang juara dunia Spanyol, reaksi warganya sangat antusias saat menyambut La Furia Roja pulang kampung.

Situasi berbeda tapi cukup menarik terjadi juga bagi tim-tim yang berguguran dan harus angkat koper lebih cepat. Mereka membawa duka meski ada yang tetap disambut sebagai pahlawan. Berikut ini beberapa “wajah” sambutan publik terhadap negaranya yang pulang kampung.



Spanyol: Parade Sang Juara
Tiba di bandara Barjas-Madrid, para pemain disambut kibaran bendera dan yel-yel Champions begitu membahana. Iker Casillas adalah pemain pertama yang keluar dari pesawat dan memegang trofi Piala Dunia yang sukses mereka raih. Disusul oleh sang pelatih Vicente del Bosque. Sementara ke-23 pemain dan staff teknik tim Spanyol akan menghadiri resepsi yang digelar oleh Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero di kediaman resminya. Setelah melakukan resepsi, skuad La Furia Roja melakukan parade di jalan jalan utama Madrid. Mereka membawa trofi dengan menggunakan bus terbuka sambil diiringi ribuan massa yang menyemut.



Uruguay: Dipuji Presiden
Hanya bisa meraih posisi keempat, skuad La Celeste tetap disambut hangat ribuan pendukungnya. Demi menyambut Diego Lugano dkk, suporter tak memperdulikan hawa dingin yang menusuk tulang. Tak hanya warga biasa. Presiden Uruguay Jose Mujica juga ikut menyambut kehadiran Oscar Washington Tabarez dan pasukannya. Dihadapan puluhan ribu warga, Mujica menyatakan rasa terima kasihnya kepada Lugano dkk yang berhasil mengharumkan nama Uruguay di pentas dunia. “Kalian telah memberi kami pelajaran dalam hal keberanian dan memberi kami harapan untuk bermimpi,” ujar sang Presiden.



Jerman: Nggak Mau Meriah
Ribuan fans timnas Jerman telah menunggu kedatangan skuad Joachim Loew di bandara Frankfurt. Meski hanya mampu meraih posisi ketiga, fans tetap menganggap Philipp Lahm dan kawan-kawan tetap pantas mendapat sambutan luar biasa. Namun, bukannya menemui ribuan fans yang telah menunggu mereka, para pemain timnas Jerman justru pergi meninggalkan bandara secara diam-diam dan tidak menemui fans, karena tidak menginginkan sambutan yang meriah. Kondisi ini jelas membuat ribuan fans yang sudah menunggu di luar bandara kesal dan kecewa.



Belanda: Segelintir Fan Saja

Berbeda dengan timnas Spanyol yang mendapat sambutan luar biasa, skuad De Oranje tiba di Belanda dengan sambutan dari segelintir fans saja. Menggunakan pesawat KLM Boeing 777, para pemain Belanda tiba di bandara Schiphol. Hanya ada sekitar 12 orang fans berat (Oranje Elftal) yang menyambut di depan pintu masuk bandara. Untuk menghargai perjuangan Belanda tampil di final Piala Dunia 2010, Wesley Sneijder dkk diarak menggunakan perahu boat di kanal Amsterdam.



Jepang: “Pahlawan Kami Okada”
Kisah Jepang yang berakhir sukses. Jepang terpaksa gagal melaju ke perempat-final setelah kalah dalam adu penalti melawan Paraguay. Namun kegagalan itu tak membuat The Blue Samurai pulang dengan kepala tertunduk. Mereka disambut bak pahlawan. Bagaimana tidak. Tim asuhan Takeshi Okada untuk pertama kalinya berhasil melewati babak penyisihan grup di Piala Dunia yang di luar Jepang. Tak heran bila kedatangan mereka di bandara Kansai disambut tidak kurang 4.000 suporter yang tiada hentinya mengelu-elukannya. Nyaris semua suporter mengenakan kostum warna biru. Pelatih Okada menjadi pusat perhatian. Suporter memasang banner, ‘Okada, Kebanggaan Jepang’ dan ‘Pahlawan Kami Okada’. Okada menanggapinya dengan meminta maaf karena Jepang gagal melangkah lebih jauh.



Argentina: Mereka Tetap Pahlawan

Argentina sesungguhnya tak pantas tersingkir di 16 besar. Meski lawan yang mendepaknya tidak kalah tangguh, Jerman. Hanya, Albiceleste kalah mencolok 4-1. Ini jelas kekalahan yang memalukan. Saking takutnya menjadi sasaran kekecewaan fans, tim Argentina memilih tiba di Buenos Aires di pagi hari saat warga masih terlelap. Bahkan area yang dilalui tim sudah ditutup dan ‘dibersihkan’ dari fans. Di luar dugaan, sambutan fans sungguh luar biasa. Ribuan suporter sudah memadati kantor pusat federasi sepakbola Argentina. Mereka mengelu-elukan pasukan Diego Maradona sebagai pahlawan. Sambutan yang mengejutkan sekaligus menegaskan posisi unik Maradona. Dia memang sosok tidak pernah salah di mata Argentina. Bahkan tak sedikit yang berharap Maradona dipertahankan sebagai pelatih timnas.



Ghana: Pahlawan Afrika

Tim Ghana pulang kampung dan disambut ribuan orang dengan bersuka cita. Jet yang mereka tumpangi disemprot dengan air dan digelar karpet merah untuk lajur perjalanan mereka. Orang-orang sudah membanjiri kawasan Bandara satu jam sebelum pesawat mendarat. Mereka meniup vuvuzela, bernyanyi dan memukul genderang dalam suasana mirip karnaval itu. Ghana, mendapat sambutan hangat dengan amat dikagumi di benua itu, setelah harapan negara Afrika terhadap Pantai Gading, Kamerun, Nigeria, Aljazair dan tuan rumah Afrika Selatan, kandas di babak penyisihan grup.



Italia: Tidak Lagi Dilempari Tomat
Tak ada lemparan tomat busuk yang menyambut kedatangan tim Italia. Berbeda saat tim Azzurri harus menjadi sasaran kemarahan suporter menyusul kegagalan memalukan di Piala Dunia 1966. Saat itu, Italia dipermalukan tim gurem Korea Utara. Padahal, nasib Italia di Afrika Selatan tak jauh berbeda. Gagal menang dari tim lemah Selandia Baru dan menduduki peringkat paling buncit sehingga tersingkir di babak penyisihan. Ironisnya, mereka berstatus juara bertahan. Saat mendarat di bandara Fiumicino, Roma, mereka sungguh beruntung karena hanya disambut sekelompok kecil yang sekadar melontarkan makian. “Memalukan,” teriak mereka. Kapten Fabio Cannavaro yang mengenakan kacamata hitam hanya diam saja tak bereaksi saat mendorong troli. Sementara Fabio Quagliarella hanya berucap, “Banyak yang kecewa. Jadi bisa dipahami (reaksinya).”



Prancis: Audiensi Dengan Nicolas Sarkozy
Lagi-lagi, pemerintah merasa perlu ikut campur dengan urusan se­­pakbola. Kali ini, Presiden Pran­cis Nicolas Sarkozy yang meminta agar aksi mogok pemain di Piala Dunia diusut lebih lanjut. Pemain melakukan mogok latihan menjelang laga terakhir melawan Afrika Selatan sebagai aksi solidaritas terhadap rekannya Nicolas Anelka yang dipulangkan. Sudah melakukan aksi mogok, kalah lagi. Prancis meninggalkan Afsel dengan kepala tertunduk. Tentu tak ada sambutan meriah dari fans. Bila perlu, mereka tiba secara diam-diam dan mendarat di Bourget, bandara kecil di luar kota Paris. Mereka tiba dengan pengawalan ketat dari kepolisian. Thierry Henry meminta audiensi dengan presiden untuk menyampaikan peristiwa yang terjadi. Namun, ia datang ke Elysee Palace dengan menyelinap lewat pintu samping. Mundurnya presiden federasi sepakbola Prancis dan pelatih Raymond Domenech setidaknya menyelamatkan muka timnas.