Gracias Afsel!
Secara umum negara baru berkembang itu cukup sukses menyelenggarakan Piala Dunia yang glamour. Tak ada ungkapan terdalam selain mengucapkan terima kasih, gracias begitu kata skuad Spanyol yang beruntung kali ini.
Memang sejak putaran final dihelat, “bunyi-bunyian” tentang kekurangan Afsel senyaring Vuvuzela. Mulai dari buruknya transportasi, akomodasi sampai masalah keamanan. Tapi bagi penikmat bola sejati, Afrika Selatan menyisakan catatan-catatan “aneh” dan momen yang sangat menegangkan. Itulah mengapa publik dunia pantas memberikan kata terima kasih kepada Afrika Selatan.
Adapun fakta baru Piala Dunia 2010 dimulai dari fenomena Afrika Selatan sebagai wakil pertama benua Hitam yang ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah. Ya, dari 19 edisi Piala Dunia, Afsel mencatatkan diri sebagai tuan rumah pertama dari Afrika.
Gelar perdana juga ditorehkan Spanyol yang mengalahkan Belanda 1-0 di babak final. Setelah 12 kali gagal, La Furia Roja akhirnya mampu menggenggam trofi juara dunia pertamanya di partisipasi ke-13. Selain itu, Iker Casillas dkk juga mencatatkan diri sebagai tim pertama yang mampu menjadi juara usai takluk di laga perdana.
Seperti diketahui, ketika mereka memulai perjuangan di Afsel, Spanyol dipaksa kalah 0-1 dari Swiss di penyisihan Grup.
Selain tuan rumah dan juara perdana, yang juga menarik untuk disimak tentu terciptanya gol, kartu merah, kuning serta tim yang pertama kali mengikuti ajang bergengsi di jagad raya.
Menurut data dari berbagai sumber, gol pertama di Piala Dunia 2010 tercatat dicetak oleh pemain tuan rumah, Siphiwe Tshabalala yang membawa Afsel mengungguli Meksiko di menit ke-55. Sayang, gol perdana Tsabalala tak mampu membawa timnya meraih angka penuh. Bafana-Bafana dipaksa berbagi angka di laga pembuka setelah Rafael Marquez mencetak gol balasan dan memaksakan laga diakhiri dengan skor 1-1.
Sementara untuk pemain pertama yang mencetak gol bunuh diri dicatatkan atas nama Simon Poulsen saat Denmark menyerah 0-2 dari Belanda di laga pertama babak penyisihan Grup E. Sedangkan gol pertama yang tercipta melalui tendangan penalti dilesakkan bomber Ghana, Asamoah Gyan menyusul handball yang dilakukan pemain Serbia, Zdravko Kuzmanovic. Ghana pun menang 1-0.
Setelah dua laga pembuka berakhir imbang (Afsel 1-1 Meksiko dan Paraguay 0-0 Prancis), Korea Selatan menjadi tim pertama yang mampu meraih angka penuh. Skuad Taeguk Warriors meraih tiga angka pertamanya usai membungkam jawara Eropa 2004, Yunani 2-0.
Untuk urusan kartu, pemain pertama yang mencatatkan dirinya sebagai korban kartu merah wasit adalah pemain Uruguay, Nicolas Lodeiro. Lodeiro menerima kartu merah langsung dari wasit saat Uruguay bermain imbang 0-0 melawan Prancis. Sementara Itumeleng Khune menjadi kiper pertama yang menerima kartu merah. Khune dikartu merah wasit Massimo Busacca, saat Afsel ditekuk Uruguay, tiga gol tanpa balas.
Terakhir, yang juga menarik untuk disimak adalah tim yang harus angkat koper pertama dan tim yang mencatatkan debut pertamanya di Piala Dunia. Untuk tim yang gugur pertama kali adalah Kamerun. Samuel Eto’o dkk harus pulang paling awal setelah tak mampu mencetak satu pun poin, karena menelan tiga kekalahan di tiga laga penyisihan: masing-masing dari Jepang (0-1), Denmark (1-2) dan kalah 1-2 dari Belanda.
Dari 32 kontestan yang tampil, Slovakia mencatatkan diri sebagai satu-satunya tim yang mencatatkan debut di Piala Dunia usai memecahkan diri dari Cekoslovakia dan membentuk timnas sendiri pada 1993. Prestasi Slovakia dalam debut perdananya pun terbilang mengesankan.
Spanyol Pesta, 18 Miliar Melayang
Pesta besar-besaran menyambut skuad Spanyol di Madrid usai sukses merebut Piala Dunia untuk kali pertama. Pesta ini diperkirakan akan berlangsung selama 36 jam nonstop.
Seperti dilansir YahooSports, Senin, (12/7), Spanyol tidak akan tinggal lebih lama di Afrika Selatan. Mereka segera bertolak ke Madrid, Minggu malam tak lama usai mengalahkan Belanda 1-0 di final Piala Dunia 2010.
Agenda arak-arakan sudah disiapkan untuk menyambut kedatangan tim La Furia Roja, Senin 12 Juli 2010 waktu setempat. Para pemain akan diarak sepanjang jalan di Madrid, dan dilanjutkan bertemu dengan keluarga, petinggi negara, serta anggota Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF).
Pasukan Vicente del Bosque diperkirakan tiba di Bandara Barajas Madrid, Senin siang. Setelah menerima ucapan selamat dari Perdana Menteri Jose Luis Zapatero, para pemain akan melanjutkan pesta hingga Selasa malam.
“Tidak akan ada orang yang tertidur kali ini. Momen ini sangat spesial, ajaib. Kami akan menikmatinya,” ujar kiper sekaligus kapten tim Iker Casillas.
Usai disambut perdana menteri di Istana Moncloa, mereka selanjutnya diarak menggunakan bus tanpa atap di sepanjang jalanan Madrid yang diperkirakan bakal disesaki ratusan ribu massa.
Bus selanjutnya akan berhenti di Principe Pio, sebuah kawasan perbukitan terkenal di sebelah barat Madrid. Di tempat ini, jumlah massa diperkirakan lebih besar. Trofi Piala Dunia dan pemain akan diperlihatkan di tempat ini.
Setelah itu, pemain akan menjalani jamuan makan di sebuah restoran yang menyajikan makanan tradisional Spanyol bersama keluarga, kerabat dan rekan terdekat. Pada malam harinya, pesta dilanjutkan di sebuah night club ternama di Madrid, New Garamond. Hanya penerima undangan yang bisa hadir di pesta itu.
Pesta belum berhenti. Para pemain akan bangun di pagi buta untuk tampil di berbagai acara pagi televisi. Mereka selanjutnya sarapan di rumah Casillas.
Mereka juga akan menyaksikan rekaman pertandingan, dan menerima kunjungan para sponsor. Setelah itu, pemain pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.
Pesta selama 36 jam nonstop ini diperkirakan menghabiskan biaya hingga $2 juta alias Rp 18 miliar lebih yang sebagian besar digunakan untuk biaya keamanan. Kendati demikian, angka itu tidak membuat kerugian kepada Pemerintah Spanyol.
Panitia PD 2010 Puas Mandela Pun Senang
Piala Dunia 2010 telah berakhir. Spanyol muncul sebagai juara baru setelah menundukkan Belanda dengan satu gol di laga final. Danny Jordaan selaku Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia 2010 mengaku sangat puas setelah laga final Piala Dunia pertama di tanah Afrika dapat berjalan sukses.
Jordaan merasa ada perasaan suka duka saat para suporter memberi dukungan untuk kedua tim setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
“Setengah diri saya merasa ada di Belanda dan lainnya di Spanyol. Namun saya merasa hebat. Gelaran Piala Dunia yang diminati jutaan orang dunia telah berakhir dan sekarang dunia tahu bahwa negara ini punya kapasitas dan kemampuan untuk menyajikan sebuah pagelaran dunia,” kata Jordaan kepada football 365.co.za.
Dalam laga final yang diadakan di stadion Soccer City, Johannesburg tersebut, Jordaan tak henti-hentinya memuji persiapan negaranya untuk menyambut laga terakhir tersebut.
“Merupakan laga final dan upacara penutupan yang menakjubkan.Teriakan para suporter juga sangat luar biasa. Stadionnya juga sangat indah. Saya rasa saya belum pernah melihat stadion yang seindah ini di dunia,” tuturya.
Jordaan juga menambahkan, “Saya yakin jutaan orang di dunia yang menonton akan sangat terkesan dengan apa yang terjadi malam ini.”
Malam itu, Jordaan juga berkesempatan bertemu dengan bekas Presiden Afsel Nelson Mandela yang akhirnya memutuskan hadir. Sayangnya, karena kondisinya kesehatannya yang kurang baik, Mandela hanya datang sebentar tepat sebelum perayaan penutupan dimulai untuk menyambut para fans.
“Itu menakjubkan. Saya bertemu Mandela di dalam mobil dan hal pertama yang dia katakan adalah ‘Danny, saya sangat senang berada disini’ dan dia tersenyum lebar. Sungguh spesial dia ingin datang hanya untuk menemui kami rakyat Afrika. Kami akan sangat berterima kasih untuknya karena telah datang ke momen yang luar biasa ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar