WAYNE ROONEY |
Houllier menilai striker andalan Manchester United tersebut sama sekali tak mampu mengatasi tekanan dan ekspektasi publik sehingga gagal menampilkan performa terbaiknya di Piala Dunia Afrika Selatan.
“Mungkin penyebab dari Inggris tak bisa tampil bagus di Piala Dunia adalah para pemain bintang yang tidak menunjukkan sesuatu seperti harapan banyak pihak,” jelas Houllier seperti dikutip The Sun.
Rooney memang tampil buruk di Piala Dunia 2010 lalu. Kendati selalu dipasang sebagai starter, dia tidak menyumbang satu gol pun bagi timnya. Hal ini berbanding terbalik saat dia membela klub Setan Merah dimana dirinya sukses menyumbang 34 gol dari semua ajang yang timnya ikuti di musim kompetisi lalu.
“Saya pribadi berpikir mengenai Rooney. Dia adalah pemain yang luar biasa, tapi apakah dia mengalami kelelahan atau tidak berada di performa terbaiknya saya tak tahu. Jika saya Rooney, yang merupakan pemain terbaik versi saya, bisa mencetak sejumlah gol, mungkin hasilnya akan lain,” kata Houllier yang sekarang menjabat sebagai direktur teknik Federasi Sepakbola Prancis.
“Dan jika Anda membandingkan tim lain yang memiliki satu atau dua penuntas serangan yang baik, seperti Jerman, Belanda atau Spanyol, mereka biasanya bisa melangkah jauh. Lihat saja Uruguay yang punya Diego Forlan,” paparnya lagi.
Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia kedua bagi Rooney. Empat tahun lalu, striker bertubuh gempal tersebut juga gagal total di Jerman. Dari lima pertandingan, tak sekali pun Rooney mampu membobol gawang lawan. Total, Rooney telah membela “The Three Lions” dalam 64 pertandingan dengan torehan 25 gol.
Kontrak Saadane Diperpanjang
RAABAH SAADANE |
Tak hanya Saadane, dua asistennya, Djelloul Zohir dan Hacene Belahdji, juga mendapat perpanjangan kontrak yang mana durasinya hingga berakhirnya Piala Afrika 2012. Namun untuk jajaran manajemen atas, federasi sepakbola Aljazair akan melakukan sejumlah perubahan dengan mencari manajer tim yang baru, juga manajer umum.
Sosok Saadane memang tak bisa dilepaskan dari dunia Sepakbola Aljazair. Setelah sempat empat kali menangani tim nasional Aljazair, dia kembali dipercaya menjadi pembesut negara bekas jajahan Prancis itu di Piala Dunia 2010 yang digelar di Afsel lalu.
Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia kedua bagi Saadane setelah pernah mengantar skuad Rubah Gurun di putaran final Piala Dunia 1986. Namun mereka tersingkir di fase grup setelah tidak pernah menang sama sekali dan hanya mengemas satu poin. Prestasi terbaik mereka adalah menahan seri Inggris 0-0.
Saadane, yang juga pernah mengasuh timnas Yaman, menjabat pelatih Aljazair menggantikan pelatih sebelumnya Jean Michel Cavali. Asosiasi Sepakbola Aljazair memberhentikan pria asal Prancis itu diberhentikan dari jabatannya lantaran gagal lolos kualifikasi Piala Afrika 2008 di Ghana.
Saadane sebelumnya sudah empat kali melatih Les Fennecs, julukan Aljazair, di tahun 1981-1982, 1985-1986, 1999 dan 2003-2004. Bekas pelatih klub lokal Raja Casablanca, Etoile Sportive du Sahel dan ES Setif ini sebelumnya sukses mengantar Aljazair lolos ke Piala Dunia 1986.
Di putaran final Meksiko 1986, negara tempat kelahiran Zinedine Zidane ini hanya bisa mengemas satu poin dari tiga pertandingan Grup D. Saat itu Aljazair menahan imbang Irlandia Utara 1-1 di Guadalajara lewat gol tendangan bebas Djamel Zidane.
Sebelum bermain untuk Rennes, saat masih aktif bermain Saadane pernah memperkuat sejumlah tim lokal seperti MSP Batna, MO Constantine, JS El Biar dan USM Blida.
Presiden Brazil Bahas Masalah Samba
Brazil sebagai tim favorit juara harus menerima kenyataan pahit setelah gagal kembali mengukir prestasi di Piala Dunia 2010. Kegagalan tersebut rupanya mendapatkan perhatian dari presiden negara tersebut, Luiz Inacio Lula da Silva. Lula pun membahas Samba, menyangkut faktor pemain dan pelatih.
Laju Brazil di Piala Dunia Afsel dihentikan Belanda di perempat final dengan skor 1-2. Tak hanya kalah, Brazil juga harus menerima kesialan lainnya saat Felipe Melo diganjar kartu merah oleh wasit.
Catatan Brazil di babak grup adalah dua kali menang dan sekali imbang, membukukan lima gol dan kebobolan dua gol.
Presiden Lula menilai bahwa tim asuhan Dunga merupakan Samba yang paling rapuh dan paling lemah. Dikutip dari Associated Press, presiden Brazil sejak tahun 2003 itu menilai bahwa Selecao membutuhkan “pemain generasi baru”.
Lula berpendapat yang membuat tim Brazil yang sekarang lemah adalah banyaknya pemain Brazil yang meninggalkan tanah airnya dan memperkuat klub luar negeri di usia sangat muda. Lula berharap adanya hukum yang membatasi usia pemain muda untuk bermain di klub luar negeri.
Soal pelatih, Lula menilai ada tiga kandidat yang cocok untuk menggantikan Carlos Dunga yang dicopot pasca kegagalan meraih trofi keenam Piala Dunia.
“Kami memerlukan profesional sejati yang paham bagaimana menjadi pelatih. Luiz Felipe Scolari punya kualitas, Wanderley Luxemburgo lebih dari sekadar memiliki kompetensi, dan Mano Menezes adalah ahli strategi yang ulung dan berhasil membawa Corinthians promosi di musim 2008,” tukasnya seperti dilansir dari Xinhua.
Federasi Sepakbola Brazil (CBF) sendiri rencananya akan mengumumkan pelatih anyar bagi juara dunia lima kali itu pada akhir bulan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar